Mohon tunggu...
Ahmad Zain Sarnoto
Ahmad Zain Sarnoto Mohon Tunggu... Dosen - pemerhati pendidikan, psikologi dan agama

Dosen Program Pascasarjana Institut PTIQ Jakarta dan Direktur Lembaga Kajian Islam dan Psikologi (eLKIP)

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Doa di Penghujung Ramadhan

20 Mei 2020   14:50 Diperbarui: 20 Mei 2020   14:50 7039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Berlahan namun pasti, Ramadhan akan segera pergi meninggalkan kita semua, setumpuk kisah kenangan indah bersama ramadhan, walau masa pandemi covid-19, ramadhan tetap istimewa di hati setiap orang yang beriman, terlebih dihari-hari menjelang berakhirnya ramadhan.

Adanya malam istimewa sebagai hadiah bagi kaum muslimin sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an surat Al-Qadr ayat 3, yang artinya: "malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan" (QS.97:3). Nabi Muhammad SAW menganjurkan untuk mencari malam kemuliaan itu di paruh terakhir ramadhan sebagaimana sabda beliau yang artinya" "Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan ramadhan" (HR. Al-Bukhari)

Tidak heran jika pada malam-malam sepuluh terakhir ramadhan, begitu bersemangatnya kaum muslimin dengan menghidupkan malam-malamnya untuk berzikir, membaca Al-Qur'an, sholat dan amalan lainnya. Masjid-masjid penuh sesak oleh jamaah iktikaf terlebih dimalam ganjil.

Suasana meriah di malam-malam akhir ramadhan begitu mengesankan, terutama mereka yang ikut iktikaf di masjid, namun, ramadhan tahun ini berbeda, masjid-masjid yang biasanya ramai di sepuluh terakhir ramadhan menjadi sepi, tidak ada aktifitas iktikaf maupun ibadah lainnya.

Kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) menjadikan masjid-masjid meniadakan ibadah baik sholat fardhu maupun sholat jumat, termasuk sholat tarweh di ramadhan ini, miris, sedih, saat ramadhan datang masjid sebagai tempat ibadah dan berkumpulnya kaum muslimin di "gembok", atas anjuran pemerintah dan fatwa MUI dalam rangka memutus mata rantai penularan covid-19.

Ramadhan dalam suasana penyebaran wabah covid-19, menjadi berbeda dari ramadhan sebelumnya, anjuran pemerintah untuk melaksanakan ibadah di rumah menambah suasana pilu diramadhan musim pandemi ini.

Kini bulan istimewa itu akan segera pergi meninggalkan kita, akan pergi jauh dan mungkin tidak ada lagi waktu untuk bertemu kembali.

Sedih rasanya, akan berpisah dengan tamu yang mulia, sementara kita tidak maksimal menjamunya, hanya doa yang terselip disela waktu tersisa, semoga Allah SWT menerima semua amal ibadah di bulan ramadhan ini termasuk Allah memberikan hadiah "Malam Kemuliaan" atau lailatul qadar.

Ramadhan mulia di musim pandemi covid-19 begitu berkesan, semoga berlalunya ramadhan akan berlalu pula penyebaran pandemi covid-19 di Indonesia, sehingga kita dapat menjalani kembali kehidupan yang normal seperti sedia kala.


Wallahu 'alam bishowah

Bekasi, 27 Ramadhan 1441 H/20 Mei 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun