Mohon tunggu...
Eduardus Benedictus Sihaloho
Eduardus Benedictus Sihaloho Mohon Tunggu... -

Peminat masalah sosial dan kemasyarakatan, senang membaca, suka menulis, pencinta olahraga khususnya Sepakbola, harus tetap cinta Indonesia untuk selamanya.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Mission Impossible

28 November 2012   15:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:31 1351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Eduardus B. Sihaloho

Kemenangan Tim Nasional Sepakbola Indonesia atas Timnas Singapura dengan skor 1-0 pada AFF SUZUKI CUP 2012 pada hari ini tidaklah menjadi jaminan Timnas Indonesia bisa menjadi juara. Menurut hemat kami, keikutsertaan Timnas Indonesia pada tahun 2012 ini pada pagelaran AFF Cup 2012 merupakan Mission Impossible. Pendapat demikian dilatarbelakangi oleh beberapa argumen berikut ini: Pertama, performa yang ditampilkan oleh Timnas kita di Stadion Bukit Jalil Malaysia masih jauh dari yang kita harapkan. Hal ini kita lihat dari penampilan pertama melawan Timnas Laos yang berakhir dengan skor 2-2. Padahal kalau kita bandingkan dengan penampilan Timnas Indonesia ketika tampil pada AFF SUZUKI 2010, penampilan Timnas Indonesia selama babak penyisihan selalu menarik ditonton dan memperoleh hasil yang memuaskan, pun tak pernah kalah. Indonesia hanya kalah pada partai final yang menganut system home and away (kandang dan tandang). Pada pertandingan tandang di Malaysia Indonesia mengalami kekalahan. Padahal boleh dikatakan performa Timnas saat itu sedang bagus-bagusnya atau on fire, namun tetap tak bisa juara.

Kedua, pemilihan dan rekrutmen para pemain Timnas saat ini tidak mengikutsertakan para putra terbaik sepakbola yang ada di nusantara. Sebab tidak semua para pemain terbaik yang bermain di kompetisi nasional masuk dalam timnas tersebut. Padahal kalau dibandingkan dengan timnas AFF 2010 para pemain terbaik dari seluruh nusantara bergabung dalam timnas tersebut, namun tetap tak mampu untuk meraih juara. Para pemain senior dan berpengalaman hanya sedikit yang dimasukkan dalam timnas AFF tahun ini. Para pemain timnas AFF 2012 ini rata-rata berasal dari IPL, sementara dari ISL sangat sedikit saja dimasukkan dalam tim. Minimnya pemain terbaik dan berpengalaman dalam timnas AFF tahun 2012 ini semakin memperkuat ketidakyakinan kita akan prestasi yang akan didulang tim tersebut.

Ketiga, pertentangan dan perseteruan antara KPSI dan PSSI yang makin tidak jelas juntrungannya makin membuat kita semakin pesimis terhadap prestasi yang akan diraih timnas kita. Sebab mengingat situasi yang mengitari timnas pada piala AFF dua tahun lalu keadaannya hampir sama dengan keadaan sekarang, bahkan sekarang situasinya lebih parah. Pertentangan antara KPSI dan PSSI semakin runcing, dan di antara keduanya tidak ada yang mau mengalah demi perbaikan sepakbola Indonesia. Pada piala AFF yang lalu kepemimpinan Nurdin Halid sebagai Ketua PSSI mulai diprotes oleh sebagian insan sepakbola nasional. Situasi itu mempengaruhi mental pemain timnas hingga hanya meraih juara runner up.

Keempat, satu lagi hal yang membuat kita semakin ragu akan prestasi timnas adalah manajemen kepelatihan timnas. Pelatih yang dikomandani Nil Maizar belumlah merupakan yang terbaik yang dimiliki Indonesia, sebab prestasinya untuk menukangi sebuah tim hingga mampu menjadi juara hanyalah membawa tim Semen Padang yang berlaga di IPL. Artinya, kemampuannya belumlah cukup teruji secara matang. Karena itu, perhelatan piala AFF ini bagi Nil Maizar dengan kawan-kawan menjadi “ujian” sesungguhnya atas pemilihan mereka sebagai pelatih timnas. Kalau Nil Maizar mampu memberikan gelar juara pada pertandingan piala AFF tahun ini, berarti hal itu membuktikan bahwa dia adalah seorang pelatih yang berkualitas di tanah air.

Karena itu, berdasarkan beberapa argumen yang telah kami sampaikan di atas, keikutsertaan Timnas Indonesia pada AFF SUZUKI CUP 2012 merupakan mission impossible. Artinya, seandainya bisa juara pun sangat tipis atau sedikit kemungkinannya. Perutusan mereka sebagai duta sepakbola Indonesia di kawasan Asia Tenggara menjadi penampilan yang sangat tipis kemungkinannya untuk meraih juara. Sebab kalau kita bandingkan pada perhelatan piala AFF 2010 lalu, performa dan hasil pertandingan yang diraih timnas sangat membanggakan. Walaupun dari hati yang terdalam kami sebagai penggemar sepakbola nasional sangat berharap agar timnas piala AFF tahun ini bisa juara, karena selama ini prestasi yang paling tinggi hanya runner up saja selama empat kali penampilan di partai final.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun