Mohon tunggu...
Eduardus Fromotius Lebe
Eduardus Fromotius Lebe Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan Konsultan Skripsi

Menulis itu mengadministrasikan pikiran secara sistematis, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ritual Adat "Bato"!

26 November 2021   17:55 Diperbarui: 21 Desember 2021   22:24 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto po'o Bato (sumber: dokumen pribadi)

Masyarakat Ruda pada siang hari secara mandiri maupun bersama pergi mencari lauk di sungai. Lauk yang ditangkap inilah yang akan dijadikan menu dalam ritual adat Bato. Tentu disantap bersama nasi bambu atau Po'o.

Pantangan setelah Ritual adat "Bato"

Setelah ritual Bato, masyarakat dilarang membawa bambu muda atau batang pohon kayu yang masih mudah ke kampung sampai masa panen. Hal ini diyakini bahwa pada musim hujan, batang bambu muda sangat rentan tersambar petir. 

Akan tetapi, bagi penulis hal ini bertujuan agar tetap lestari pohon. Sebab, pada saat musim penghujan tanaman bambu misalnya masih dalam tahap tunas. Jika ditebang tentu akan merusak pohon bambu secara keseluruhan.

Oleh. Eduardus Fromotius Lebe

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun