Oleh. Eduardus Fromotius Lebe
(Penulis, Konsultan Skripsi dan Dosen)
Akhir-akhir ini nama Luhut Binsar Panjaitan (LBP) Â disebut-sebut ikut bermain dalam bisnis tes polymerase chain reaction atau lebih dikenal PCR. Perusahaan LBP dituduh mencari keuntungan lewat tes PCR. Akan tetapi faktanya sampai sekarang belum ada satu lembaga seperti komisi pemberantasan korupsi (KPK) yang membongkar kasus ini.
Desakan agar LBP mundur datang dari beberapa kalangan. Tidak sedikit pula kalangan yang membela sang mentari kesayangan presiden Joko Widodo ini. Gaduh di ruang maya, pro kontra terhadap LBP menguatkan identitasnya sebagai menteri paling kontroversi. Namun LBP bukan politisi kemarin sore, dia tidak terbang kala dipuji, tidak tumbang kala dihina, tetap berjuang walaupun difitnah. Kira-kira ungkapan yang cocok untuk menteri yang satu ini.
LBP dengan segala kontroversi nya tetap menjadi primadona bagi presiden Joko Widodo. Sehingga banyak tugas-tugas penting yang dipercayakan kepada nya. Bukan tanpa alasan, ini karena LBP mampu menuntaskan tugas yang diberikan oleh presiden Joko Widodo.
Sesekali LBP tampil sebagai bumper presiden Joko Widodo. Kadang dalam diam, LBP tampil sebagai negosiator ulung. Terutama melakukan lobi-lobi politik dan lobi-lobi untuk mendapatkan investasi. Inilah sisi lain sang mentari yang dijuluki sebagai menteri segala urusan.
Luhut kekuatan sekaligus kelemahan Joko Widodo
Sejak masa pemerintahan Joko Widodo di periode pertama LBP sudah bermasalah. Bocornya rekaman suara "papa minta saham" dengan aktor utama Setya Novanto dan Riza Chalid kala itu menyeret nama LBP. Namun pesona LBP mata Joko Widodo tak pernah luntur.
LBP sesekali tampil garang dengan gaya nya yang khas. Karakter nya sebagai mantan prajurit TNI terlihat dalam menjalankan tugas. "Loyalitas terhadap atasannya" itulah prinsip yang sering kali disampaikan dalam ruang publik. Baginya, pimpinan tidak boleh disalahkan dalam hal ini presiden Joko Widodo dan yang disalahkan adalah bawahannya dalam hal ini adalah para menteri.
Berani mengambil resiko itulah gambaran umum kepribadian LBP. Tekanan terhadap seorang LBP datang dari berbagai kalangan, baik aktivis maupun akademisi. Tak pernah gentar untuk berhadapan dengan para aktivis maupun akademisi. Sesekali LBP tampil bak seorang ahli kala menjelaskan isu-isu ekonomi dan investasi. Bagi penulis, LBP merupakan satu-satunya purnawirawan yang paham masalah Ekonomi dan seluk-beluk investasi.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!