Mohon tunggu...
Eduardus Fromotius Lebe
Eduardus Fromotius Lebe Mohon Tunggu... Dosen - Penulis dan Konsultan Skripsi

Menulis itu mengadministrasikan pikiran secara sistematis, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Pilpres 2024: "Prabowo Lagi, Lagi-lagi Prabowo"

11 Oktober 2021   16:01 Diperbarui: 11 Oktober 2021   16:05 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Relawan Joko Widodo (sumber: investor.id)

Oleh. Eduardus Fromotius Lebe

(Penulis, Konsultan Skripsi dan Dosen)

Prabowo Subianto dipastikan akan maju kembali dalam pertarungan merebut RI 1. Kepastian ini disampaikan langsung oleh Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani. 

Menurut Muzani, majunya Prabowo Subianto  karena begitu masifnya permintaan dari para kader. Selain itu, Muzani menuturkan bahwa "Majunya beliau karena begitu besar harapan rakyat, pembangunan harus berlanjut, cita-cita kita berpartai belum terwujud" (Kompas.com, 10/10/2021).

Jika benar maju di pilpres 2024, maka ini merupakan kali empat Prabowo Subianto mengikuti pertarungan di pilpres baik sebagai calon presiden (capres) maupun calon wakil presiden (cawapres). 

Prabowo Subianto juga akan tercatat sebagai orang pertama yang paling banyak mengikuti kompetisi di pilpres. Tidak heran jika ada kesan untuk pilpres 2024 yaitu: Prabowo lagi, lagi-lagi Prabowo.

Pilpres di tahun 2024 akan sangat berbeda dengan pilpres di tahun 2019. Walaupun masih akan ada nama lama yang mengikuti perhelatan tersebut seperti Prabowo Subianto, namun tidak  tidak ada lagi calon incumbent. Hal ini karena undang-undang membatasi masa jabatan 2 presiden periode saja.

Sebagai calon presiden yang sering ikut dalam perhelatan tersebut, Prabowo Subianto memang lebih diuntungkan. Salah satu keuntungannya adalah tingkat popularitasnya yang tinggi bila dibandingkan dengan calon lain yang digadang-gadang selama ini. 

Sebab, ingatan publik akan sosok Prabowo Subianto memang sangat kuat sejak pertama kali mendampingi Megawati Soekarnoputri di pilpres tahun 2009.

Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto saat kampanye pilpres 2009 (sumber: detik news.com)
Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto saat kampanye pilpres 2009 (sumber: detik news.com)

Menakar kekuatan Prabowo Subianto di Pilpres 2024

Nama Prabowo Subianto masih cukup tinggi diberbagai survei yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei yang kredibel. Laporan detikNews (10/10/2021) menunjukkan bahwa nama Prabowo Subianto masih menjadi favorit di 3 survei terbaru. 

1. Survei Indostrategic 

Survei ini dilakukan pada 23 Maret-1 Juni 2021 dengan total responden 2.400 yang tersebar di 34 provinsi. Survel dilakukan dengan metode multi-stage random. Hasil lengkap survei tersebut memposisikan Prabowo Subianto teratas dengan 17,5 %, disusul Anies Baswedan 17,0 %, Ganjar Pranowo 8,1 %. 

Ada nama lain yang juga yang turut ramai dalam survei tersebut seperti Ridwan Kamil 7,0 %, Sandiaga Uno 6,8 %, Agus Harimurti Yudhoyono 6,4 %, Tri Rismaharini 4,1 %, Gatot Nurmantyo 1,8%, Khofifah Indar Parawansa 1,8 %, dan Erick Thohir 1,0 %.

2. Survei inDEX 

Pada survei Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research elektabilitas Prabowo Subianto masih cukup tinggi sebagai calon Presiden 2024. Prabowo Subianto kalah tipis dari Ganjar Pranowo meraih hasil survei indEX Research dengan skor 17,5 %. 

Sebab, dalam survei tersebut Prabowo Subianto berasa di urutan kedua dengan skor 17,1 %. Sedangkan posisi ketiga ditempati Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan skor 13,8 %.

3. Survei Indikator Politik 

Lembaga Indikator Politik melakukan survei terkait elektabilitas calon presiden (capres) 2024 pada 30 Juli-4 Agustus 2021. Hasilnya, Prabowo Subianto berada di posisi teratas dengan meraih dukungan 26, 2%, kemudian diikuti Ganjar Pranowo 20,8 % dan Anies Baswedan 15,5 %. Nama lain juga seperti Ridwan Kamil memperoleh dukungan di bawah 6 %.

Berangkat dari hasil survei tersebut, nama Prabowo Subianto masih sangat diperhitungkan di pilpres 2024. Memang tidak heran jika jauh-jauh hari, sekjen Partai Gerindra memberikan pernyataan bahwa Prabowo Subianto akan maju di pilpres 2024. Seperti ingin memberikan signal kepada para militan partai untuk bersiap memenangkan Prabowo Subianto di pilpres 2024.

Terlepas dari hasil survei tersebut, manuver Prabowo Subianto masuk dalam kabinet Indonesia Maju ingin menunjukkan kepada publik terutama pendukung Joko Widodo bahwa dirinya dengan presiden Joko Widodo tidak ada masalah. 

Kompetisi telah berakhir saatnya membangun bangsa. Begitulah kira-kira niat baik Prabowo Subianto masuk dalam kabinet Indonesia Maju bersama pemerintahan Joko Widodo.

Manuver politik Prabowo Subianto tersebut mendapatkan respon keras dari berbagai pihak terutama para pendukung "garis keras" nya. Ada anggapan bahwa Prabowo Subianto mengkhianati dukungan mereka. Prabowo Subianto sepertinya ingin menunjukkan bahwa dirinya bukan hanya milik pendukung nya. Di saat bangsa dan negara membutuhkan figurnya, termasuk dalam membantu presiden maka dirinya siap untuk melaksanakannya. 

Tentu Prabowo Subianto memiliki hitungan politik yang matang ketika bergabung dengan pemerintahan Joko Widodo. Salah satu yang mudah dibaca adalah Prabowo Subianto ingin menari simpati dukungan dari masa simpatisan Joko Widodo. Apakah harus meninggalkan pendukungnya? Tentu jawabannya tidak.

Kans kemenangan Prabowo Subianto di pilpres 2024 akan besar, jika bisa menyatukan pendukungnya dan pendukung Joko Widodo dalam satu gerbong untuk memilih dirinya kelak. 

Tentu tidak mudah, mengingat polarisasi yang begitu tajam saat Pilpres 2019 lalu. Akan tetapi bagi Prabowo Subianto, dengan ikut bergabung dalam kabinet "Indonesia Maju" setidak ingin meredam isu polarisasi tersebut.

Menyatukan pendukung Prabowo Subianto dan Jokowi Widodo dalam satu gerbong itu ibarat menyatukan air dan api. Tugas Prabowo Subianto adalah menguatkan basisnya, sembari meyakinkan pendukung Joko Widodo bahwa program kerja Joko Widodo yang pro rakyat akan tetap dilanjutkan bila dirinya terpilih. 

Akan sangat mudah bagi Prabowo Subianto meyakinkan pendukung Joko Widodo mengingat dirinya sekarang menjadi salah satu menteri di kabinet presiden Joko Widodo.

Prabowo Subianto akan kehilangan dukungan dari basis masa yang tidak suka dengan presiden Joko Widodo. Atau suara asal bukan Joko Widodo. Pada level elektoral basis suara tersebut sangat kuat mengakar namun secara kuantitatif tidaklah begitu signifikan. Sama jika kita membandingkan  basis masa partai keadilan sejahtera (PKS) yang kuat mengakar namun tidak banyak.

Mengapa demikian? Salah satu faktor adalah isu-isu politik yang dimainkan sangat bersifat eksklusif. Sehingga ada kesan bahwa perjuangan mereka hanya untuk golongan tertentu saja. Ini bertolak belakang dengan karakteristik bangsa Indonesia yang pluralis.

Survei memang masih terlalu dini, namun jika tidak ada efek kejut politik yang luar biasanya maka peluang Prabowo Subianto menang terbuka lebar. Akan tetapi kembali lagi perlu ditekankan, bahwa dalam politik segala kemungkinan bisa saja terjadi. 

Di Indonesia, efek kejut terjadi pada pilpres 2004 yaitu munculnya tokoh Susilo Bambang Yudhoyono yang mampu mengalahkan Megawati Soekarnoputri. Berlanjut pada pilpres 2014 kehadiran Joko Widodo yang cukup fenomenal dan dalam sekejap mampu menyaingi popularitas Prabowo Subianto dan memenangkan pilpres 2014.

Bisakah hal itu terjadi 2024? Sangat mungkin terjadi. Akan tetapi sejauh ini konstelasi politik masih relatif datar-datar saja. Belum ada tokoh baru yang muncul sebagai "kuda hitam" untuk memenangkan pilpres 2024. Efek kejut biasanya selalu datang di injury time.

Menanti Titah Sang Presiden Joko Widodo untuk Pilpres 2024

Pilpres 2024 memang bukan ajang untuk presiden Joko Widodo. Namun faktor Joko Widodo di pilpres 2024 masih cukup berpengaruh. Apa lagi jika pemerintah Joko Widodo berakhir dengan legasi yang baik dan tanpa catatan buruk yang berarti. 

Presiden Joko Widodo memang tidak memiliki jabatan struktural di PDIP. Artinya, dalam hal menentukan calon presiden dari partainya, Joko Widodo sama sekali tidak memiliki otoritas untuk itu. 

Berbeda dengan Susilo Bambang Yudhoyono saat itu, sebagai presiden juga sebagai Ketua Dewan Pembina partai yang memiliki legitimasi untuk menentukan calon presiden.

Namun perlu dicatat, presiden Joko Widodo masih memiliki kekuatan politik dalam kepemerintahannya. Kekuasaan Joko Widodo dalam mempengaruhi para pemilik suara masih cukup efektif. Tentu kita tidak mengharapkan Joko Widodo menggunakan kekuasaan untuk mengarahkan publik memilih salah satu calon di pilpres 2024.

Tidak kalah penting adalah Joko Widodo memiliki pendukung yang tergabung dalam beberapa relawan. Salah satu relawan yang dianggap paling efektif dalam memenangkan Joko Widodo saat itu adalah Projo (pro Jokowi). 

Joko Widodo sendiri mengakui bahwa relawannya tersebut sangat seksi dan menjadi rebutan dari berbagai pihak.

Lalu bagaimana jika PDIP tidak merekomendasikan calon yang disukai Joko Widodo? Kepribadian Joko Widodo yang tenang akan sulit ditebak. Namun penulis meyakini bahwa Joko Widodo akan patuh dengan pilihan partai tersebut namun akan lebih bersikap pasif. Pada posisi ini, penulis menginginkan Joko Widodo ambil sikap netral dalam pilpres 2024.

Relawan Joko Widodo (sumber: investor.id)
Relawan Joko Widodo (sumber: investor.id)

Harapan Publik untuk Pilpres 2024

Pada dasar publik belum terpikir untuk pilpres 2024. Yang dipikirkan publik saat ini adalah keluar dari tekanan ekonomi akibat covid-19. Sebab, saat ini banyak orang yang kehilangan pekerjaan dan juga kehilangan orang-orang tercinta akibat covid-19.

Jika penulis diberikan kesempatan untuk mewakili publik menyampaikan harapan akan pilpres 2024 tentunya menginginkan agar pilpres 2024 semakin berkualitas. Prinsip pemilu langsung, umum, bebas dan rahasia (LUBER) harusnya tidak hanya sebatas slogan KPU semata. Penegakan hukum harus berjalan on the track sesuai dengan prinsip-prinsip hukum yang berlaku.

Selain itu, publik menginginkan pesta demokrasi yang aman dan damai. Menghindari isu politik yang sekiranya dapat memecah belah warga masyarakat. Dan yang paling penting para calon presiden tidak melakukan black campaign yang dapat merusak tatanan kehidupan masyarakat.

Bila kelak Prabowo Subianto maju sebagai calon presiden di 2024 semoga sukses dan sekiranya berguna bagi bangsa dan negara. Semoga.

Mengeruda, 11 Oktober 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun