Mohon tunggu...
Eduard Ginting
Eduard Ginting Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Yang jauh merapat, yang rapat dipertahankan... :))

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Saya ”Mendapat 75 Juta Rupiah” lewat nomor HP, Anda sudah?

30 September 2013   11:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:12 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1380514063689471593

Begini ceritanya. Kejadian ini terjadi tanggal 26 September 2013. Ketika itu saya sedang dalam perjalanan naik bus di kawasan Jakarta, sekitar pukul sebelas siang sebuah sms masuk ke hp saya. Tak ada nama pengirim, berarti tidak ada di daftar kontak saya. Ok, dibaca ajalah, ketus saya dalam hati. Berbeda memang dengan panggilan masuk, kalau namanya tidak terdaftar, ada kemungkinan tidak saya jawab.

Isi smsnya: “Slmt!!No anda Mendpt hadiah Rp.75jt.dari TELK*MSELpoin bla..bla...” Hmmm... Hadiah? Hadiah apa ini..? Seingat saya, saya sedang tidak mengikuti undian, atau promo atau apapun bentuknya yang bisa berujung hadiah. Lalu saya baca lagi, dan kemudian berpikir, kok cara ngasih taunya nggak iya banget ya? Apalagi dengan hadihanya? Masa iya, operator Telk*msel cara smsnya semi “alay” gitu, disingkat-singkat dan enggak pake aturan bahasa yang pas? He..he... Setau saya, sms dari instansi atau perusahaan akan menggunakan nama mereka sebagai identitas pengirim (sender), seperti yang kerap dilakukan KEMKOMINFO.

Maka teringatlah saya beberapa postingan rekan-rekan kompasiana tentang penipuan berkedok “undian behadiah” lewat sms. Bahkan sempat ada yang mengunggah rekaman pembicaraannya dengan para penipu (itu lho, yang enggak tau apa-apa aja nama bank yang ada di Indonesia J ) yang sangat menggelitik.

Huuffttt... Setelah beberapa menit, saya pun melepaskan napas panjang. Oh penipu, usahamu memang nggak pernah padam, semangatmu bergelora setiap hari. Kalah dengan saya yang masih punya waktu nganggur untuk sekedar membaca smsmu. Semoga kamu bisa kembali ke jalan yang benar dan jadi usahawan yang benar, bukan “enterpreneur tipu daya”. ||

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun