Begini ceritanya. Kejadian ini terjadi tanggal 26 September 2013. Ketika itu saya sedang dalam perjalanan naik bus di kawasan Jakarta, sekitar pukul sebelas siang sebuah sms masuk ke hp saya. Tak ada nama pengirim, berarti tidak ada di daftar kontak saya. Ok, dibaca ajalah, ketus saya dalam hati. Berbeda memang dengan panggilan masuk, kalau namanya tidak terdaftar, ada kemungkinan tidak saya jawab.
Isi smsnya: “Slmt!!No anda Mendpt hadiah Rp.75jt.dari TELK*MSELpoin bla..bla...” Hmmm... Hadiah? Hadiah apa ini..? Seingat saya, saya sedang tidak mengikuti undian, atau promo atau apapun bentuknya yang bisa berujung hadiah. Lalu saya baca lagi, dan kemudian berpikir, kok cara ngasih taunya nggak iya banget ya? Apalagi dengan hadihanya? Masa iya, operator Telk*msel cara smsnya semi “alay” gitu, disingkat-singkat dan enggak pake aturan bahasa yang pas? He..he... Setau saya, sms dari instansi atau perusahaan akan menggunakan nama mereka sebagai identitas pengirim (sender), seperti yang kerap dilakukan KEMKOMINFO.
Maka teringatlah saya beberapa postingan rekan-rekan kompasiana tentang penipuan berkedok “undian behadiah” lewat sms. Bahkan sempat ada yang mengunggah rekaman pembicaraannya dengan para penipu (itu lho, yang enggak tau apa-apa aja nama bank yang ada di Indonesia J ) yang sangat menggelitik.
Huuffttt... Setelah beberapa menit, saya pun melepaskan napas panjang. Oh penipu, usahamu memang nggak pernah padam, semangatmu bergelora setiap hari. Kalah dengan saya yang masih punya waktu nganggur untuk sekedar membaca smsmu. Semoga kamu bisa kembali ke jalan yang benar dan jadi usahawan yang benar, bukan “enterpreneur tipu daya”. ||
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H