Siapa sih yang gak pernah nonton televisi ? Pasti hampir semua orang pernah menonton program-program televisi  entah nonton berita, pertandingan bola yang disiarkan live ataupun tidak, acara musik, film, talk show, kuliner, travelling, siraman rohani dan lain sebagainya.Â
Bicara mengenai program televisi jaman sekarang yang hanya ingin menaikkan rating program yang di tayangkan agar mendapat iklan lebih banyak. Sehingga ada beberapa program televisi mengabaikan kualitas demi menaikkan rating program. Kualitas dalam artian program tersebut bermanfaat, informatif dan memberi dampak positif bukan malah sebaliknya.Â
Lantas tahukah kalian bahwa program televisi juga sangat berpengaruh terhadap tingkah laku anak. Kok bisa? Yah itu bisa terjadi apalagi jika para orangtua tidak mengawasi dan memilah-milih program tv yang pantas untuk di tonton sesuai umur anak. Sekarang ini begitu banyak anak-anak dewasa belum pada waktunya.Â
Anak SD sudah tahu pacaran dengan panggilan alay "mamah-papah", "honey-boney", dsb. Dandanannya pun melebihi emak-emak mau pergi kondangan.Â
Lucunya lagi ada beberapa dari mereka dengan polosnya curhat di berbagai sosial media seperti instagram ataupun facebook. Bahkan ada beberapa unggahan curhatan mereka dengan merekam diri sedang menangis lalu di upload dengan caption yang seolah-olah sedang sakit hati.Â
Ada beberapa tayangan televisi yang tujuannya menghibur namun kelalaian orangtua tidak tegas dalam membatasi anak ketika nonton tv, jadilah mereka mendalami cerita drama tersebut dan bahkan meniru gaya-gaya dari pemain sinetronnya.Â
Dalam kasus seperti ini orangtua seharusnya lebih waspada dan membatasi anak dalam menonton program tv. Pastikan mereka menonton program televisi yang sesuai dengan umurnya.Â
Karena anak itu memiliki kemampuan 3M yang membentuk jati diri anak yaitu : melihat, merekam dan meniru. Jangan sampai mereka dewasa sebelum waktunya.Â
Karena bila anak dewasa sebelum waktunya akan berdampak pada hasil belajar mereka di sekolah. Pastilah orangtua tidak menginginkan hal tersebut terjadi bukan? Untuk itu lebih baik mencegahnya, karena tidak ada obat untuk anak yang dewasa sebelum waktunya. Pastilah orangtua menginginkan anak-anaknya tumbuh dengan baik dan memilik budi pekerti yang baik juga.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H