Marhaba
Bagi peminat fotografi, apapun bisa dijadikan obyek pemotretan, kalau jeli akan sebuah obyek, maka akan ketemu macam2 angle yg pas untuk dijepret. Nah, weekend akhir April lalu, entah gimana ceritanya mendadak teman2 senasib-sepersaudaraan (tki) punya ide hunting foto ke perbukitan gurun pasir, gurun pasir dipotret? Ngeliat apaan?. Supaya kompasianers maklum; tekstur daratan di bumi Qatar tempat saya "nyangkul" ini terbagi 2 (imho); 1. daratan tanah non pasir - ada kehidupan. 2. daratan (gurun) pasir - tak ada kehidupan. Sand Dunes adalah word untuk perbukitan pasir yang meliak-liuk naik-turun bertekstur gelombang raksasa pada hamparan gurun.. Seeing is believing, badai angin bisa memindahkan (menjadi ada)/menghilangkan(menjadi tidak) bukit pasir, seperti yang kita lihat dalam film Mummy 1 misalnya. This is true at all. Untuk bukit/gurun pasir ini, masyarakat (seniors) Indonesia di Qatar menyebutnya dengan istilah "nge-Dunes", macam hal bisa dilakukan di Sand Dunes; camping area, bbq party, nonton orang lokal balapan plus "membakar" mobil bak toys, naik unta, naik motor bike roda empat (atv-all terrain vehicle),dll. Berikut tersaji hasil hunting foto ala fotografer amatir dari kami-saya&teman2 tki di Qatar, tafadhal (arab-silahkan).
Timing Pemotretan
Kamis, 22/4/2010, jam 4-6an sore, lokasi; 24°55'12.88''N,51°32'26.90''E,  Sealine's Sand Dunes, Daulah Qatar.
Pros ; Cuaca cerah, suhu moderat 28°, Cons; tiupan angin terbangkan debu pasir 0.1mtr di atas permukaan pasir, mengganggu fokus pandang.
Gambar 1 - GMC Envoy
Tidak sembarang mobil bisa meluncur di gurun pasir, kalo sedan? No Please. Syarat pertama;Â Idealnya harus SUV 4-Wheel Drive, orang betawi bilang kudu mobil tinggi. Kedua; sebelum meluncur dan menghindari "tenggelam" dalam tekstur pasir, maka kondisi ban harus sedikit dikempeskan (deflat tyre) dahulu. Karena kempes, ban akan melebar guna menambah daya jejak, gitu. Terus terang, kami tidak mau konyol, kami tidak berani meluncur di atas bukit pasir karena minim pengalaman, jadi kami hanya parkir dibawah ground bukit pasir, hehe. SUV yg kami ride adalah GMC Envoy SLE-4WD, 4,200cc,Year 2005.
Gambar 2 - Siap Hunting
Parkir cukup dibawah, daripada modal nekat menanjak bukit pasir dengan resiko ban tenggelam dipasir.
Gambar 3 - Apapun Jadi
Maunya lebih mendekat untuk menyentuh permukaan pasir, tapi tiupan angin mengangkat debu pasir hingga 0,1mtr mengganggu fokus bidikan. Hambatan ini juga membuat angle terbatas.
Gambar 4 - Land Cruiser, King of The Dessert
Ketika kami asyik hunting for angle, mendadak dari balik bukit muncul "Toyota Kijang" ala Qatar; Land Cruiser, new in black, drivernya Qatari (sebutan orang local). Kayaknya itu Qatari kaget seperti halnya kami, karena kami dan dia sama2 dari balik bukit, jadi dari masing2 sisi bukit tidak kelihatan. Dia berhenti seakan memberi signal kepada kami untuk silahkan lanjut memotret, kami pun spontan langsung jeprat-jepret ke arahnya, Â kemudian dia banting setir meluncur turun ke bawah bukit dan menghilang dalam hitungan detik.
Gambar 5 - Landscape Sand Dunes
Secara cuaca, timing pemotretan boleh dibilanglumayan, memang udara sudah tidak dingin, matahari berpancar terang dan hangat, yang penting tidak bertiup angin panas. Permukaan pasir yg warm "menyambut" langkah kami ketika kaki terjejak dalam, perlu tenaga ekstra buat mendaki bukit pasir. Ada jejak ban mobil, jejak kaki-kaki kami setelah melangkah "mananjak-manurung" bukit, juga ada macam-macam shades, semua bolehlah buat dijadikan obyek foto.
Gambar 6 - Â Â Mat Kodak van TKI
Kami ber-lima; dari macam-macam pekerjaan; tukang listrik, tukang system informasi, tukang racik zat kimia, tukang ngitung harta pabrik,dll. Inilah jadinya jika TKI bermimpi menjadi Mat Kodak.
Gambar 7 - Qatari Boy, Ahmed & Faisal
Kembali kami dikejutkan oleh raungan mesin yg berisik dari balik bukit, kami dapat menduga apa yg akan gerangan muncul, motorbike-atv, yes. Pengendaranya 2 bocah local yang kadang bisa "unpleasant manner" jika salah handle, pake jurus komunikasi plus basa-basi toh mereka tersenyum dan mau difoto. Mafi muskilla (arab- tak masalah).
Gambar 8 - Siluet
Matahari merona kuning nan redup pertanda senja telah datang, kami masih harus belajar apa-bagaimana memotret di bukit pasir, saatnya pulang sebelum azan maghrib berkumandang.
Last, kepada rekan2 kompasianer umumnya, khususnya Mas Inu & Bang Kristupa untuk memberi inputan jika berkenan.
Sumber foto:Â tim komprett; iqbal, basit, firman, icun, edsanto.
salam kompasiana
salam kangen tanah air
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H