Mohon tunggu...
Eddy Salahuddin
Eddy Salahuddin Mohon Tunggu... Guru - Indonesia

Menulis menghibur diri dan mengungkapkan rasa dengan hati dan jiwa yang terdalam. Berjuang demi generasi.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Optimisme Menghadapi Situasi yang Tak Pasti

19 Mei 2020   20:39 Diperbarui: 19 Mei 2020   20:35 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Fenomena yang sedang mengemuka di tengah kehidupan masyarakat Indonesia sekarang ini adalah suatu kondisi yang diliputi hal yang tidak pasti. Ketidakpastian ini mengakibatkan berbagai perilaku individu dalam menghadapinya. Sebagian besar individu akan merespon fenomena ini dengan sikap yang kurang cerdas dan kurang bijaksana.

Perilaku yang dimaksud terkait aktivitas individu dalam berbagai sektor kehidupan. Misalnya, dalam berperilaku di sektor ekonomi. Sebagian besar individu cenderung menyikapi fenomena yang sekarang terjadi dengan sikap yang kurang cerdas. Contohnya, pada saat pandemi  covid-19 mulai mewabah di beberapa wilayah Indonesia, banyak yang khawatir akan terkena dampak. Mereka menyaksikan kondisi yang luar biasa terjadi di Wuhan, Tiongkok saat pandemi terjadi. Ketakutan yang luar biasa terhadap akan langkanya kebutuhan bahan makanan sehingga mereka membeli dalam jumlah yang banyak lalu menimbunnya. Selain itu, perilaku menarik uang dalam jumlah banyak dari tabungan karena takut situasi memburuk.

Semua perilaku itu juga semakin dipicu oleh persebaran berita-berita bohong di media sosial dari oknum yang tidak bertanggung jawab. Mereka mudah sekali terpancing dengan isu-isu media sosial yang tidak benar. Kepanikan semakin meningkat dan kekhawatiran juga mengakibatkan situasi dan kondisi menjadi lebih buruk.

Penulis juga pernah  merasakan situasi kepanikan yang luar biasa saat pandemi covid-19 ini mulai menyebar ke seluruh wilayah Indonesia. Bahkan, reaksi yang juga luar biasa diperlihatkan oleh anggota keluarga, yaitu istri dan anak-anak. Mereka merasa sangat ketakutan melihat berita dan mendengar sejumlah fakta dari media. Bila membaca berita bahwa bertambahnya korban dan peristiwa meninggalnya sejumlah pasien semakin menambah kepanikan dan ketakutan dalam keluarga.

Dengan aktivitas di rumah saja, belajar dari rumah dan bekerja dari rumah mengakibatkan penulis dan keluarga harus pandai-pandai mengatur keuangan keluarga. Kebutuhan listrik bertambah, kuota internet juga melonjak untuk mendukung aktivitas dalam jaringan sebagai konsekuensi logis masa pandemi. Semuanya diantisipasi dengan sikap cerdas mengatasi keuangan agar tidak kedodoran. Segala pengeluaran yang dianggap penting adalah prioritas, seperti ketersediaan akses belajar secara daring untuk anak-anak dan keperluan pekerjaan lainnya.

Kegiatan belanja daring semakin sering dilakukan karena pembatasan sosial yang diberlakukan. Oleh karena itu, alokasi anggaran belanja rumah tangga harus sedemikian rupa diatur agar efektif dan efisien.

Meskipun pemerintah juga mengimbau bahwa jangan keluar rumah, selalu menjaga kebersihan dan menjaga jarak serta menghindari kerumunan, tetap saja rasa takut selalu dirasakan. Penulis mencoba menjelaskan semampunya bahwa kita harus tenang menghadapi situasi pandemi covid-19 ini. Kita harus optimis bahwa pandemi ini akan berakhir suatu hari nanti.  

Optimisme yang kita bangun bersama akan mampu menghadapi semua persoalan yang terjadi. Misalnya, adanya keyakinan bahwa jika kebersihan diri dan lingkungan terjaga, maka virus mematikan ini tidak akan mampir pada diri kita. Dengan kesehatan jasmani dan rohani, kita akan mempunyai sikap cerdas berperilaku menghadapi situasi. Membeli kebutuhan seperlunya saja dengan tetap menjaga jarak aman saat bertransaksi.

Dengan cerdas berperilaku semua anggota masyarakat, kehidupan perekonomian masyarakat juga akan berjalan dengan baik. Dengan demikian akan terbentuk stabilitas sistem keuangan dalam skala kecil maupun skala besar. Pertumbuhan ekonomi pun akan berjalan dengan baik. Tabungan yang ada tidak secara tiba-tiba ditarik hanya karena panik  belanja. Keuangan keluarga juga bisa dijaga dengan aman yang akan berimbas kepada makroprudensial aman terjaga.

Akhirnya, dengan optimisme yang tinggi, bangsa Indonesia bisa segera keluar dari permasalahan sebagai akibat pandemi covid-19. Ketidakpastian dengan situasi yang terjadi selama ini tidak lalu menyebabkan keluarga dan masyarakat mati gaya dalam beraktivitas kesehariannya. Kemajuan teknologi telah memberi banyak cara bertransaksi daring dalam berbagai aplikasi. Sekali lagi cerdas berperilaku menjadi kata kunci menghadapi situasi yang tak pasti. Peran perbankan sangat penting dalam menjaga stabilitas sistem keuangan bangsa ini agar imbasnya terasa pada maksroprudensial aman terjaga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun