Menjadi viral di dunia maya, kondisi kehidupan kita sebagai bangsa yang sedang menghadapi pandemi covid-19 dengan adanya kesan membiarkan semua kegiatan dan aktivitas masyarakat.Â
Meskipun PSBB sudah dilaksanakan dengan sejumlah sanksi dan denda tidak membuat masyarakat peduli dan kapok untuk melanggar aturan tersebut.Â
Di pasar dan di pusat perbelanjaan modern dan di berbagai tempat lainnya, seperti terminal dan bandara semua orang tidak lagi memperhatikan anjuran jaga jarak.
Kondisi seperti ini tentu saja berisiko semakin rentannya persebaran virus yang tidak diketahui dari siapa dan kepada siapa penyebarannya berlangsung. Bahkan, kurangnya kedisiplinan masyarakat dalam mengantisipasi persebaran virus ini akan semakin menambah jumlah orang yang akan terkena virus.
Antrean bantuan sosial mengambil jatah sembako bukan lagi soal melanggar aturan jaga jarak tetapi sudah soal dapat atau tidak dapat bantuan. Tidak lagi mempedulikan siapa dekat siapa. Masa bodoh dia bisa menulari atau saya yang menulari. Semua sudah terserah dengan nasib dan takdir masing-masing.
Ada yang bisa mengeritik bahwa ketika salat berjemaah ditiadakan sementara belanja jemaah dilakukan menunjukkan kepasrahan jika pandemi covid-19 ini tiada artinya lagi. Akankah perilaku kita sebagai bangsa yang mempunyai kepedulian sosial yang tinggi tercemari dengan kepentingan individu yang dipuaskan sesaat. Apalagi menghadapi, akhir Ramadan dan menjelang Idul Fitri, semuanya ingin memenuhi kebutuhan masing-masing dengan keluar rumah.
Sasarannya adalah pasar dan pusat perbelanjaan modern. Anjuran tetap di rumah saja sudah tak lagi berlaku dalam menghadapi situasi sekarang ini.Â
Kata "terserah" sudah menjadi kata kunci untuk situasi yang tak lagi menentu ini. Apakah kita hanya bisa "pasrah" dengan keadaan ini? Tentu saja tidak, sebagai manusia yang berakal sehat kita tentu bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Bisa membedakan mana yang aman dan berbahaya.
Oleh karena itu, optimisme menghadapi hari-hari yang akan datang tanpa menyerah dengan keadaan dan tidak ada kata "terserah" apalagi "pasrah" kepada keadaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H