Mohon tunggu...
EDROL
EDROL Mohon Tunggu... Administrasi - Petualang Kehidupan Yang Suka Menulis dan Motret

Penulis Lepas, Fotografer Amatir, Petualang Alam Bebas, Enjiner Mesin, Praktisi Asuransi. Cita-cita: #Papi Inspiratif# web:https://edrolnapitupulu.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menabur Kebaikan dengan Donor Darah saat Kelangkaan Stok Darah Selama Bulan Ramadhan

24 Juli 2015   16:37 Diperbarui: 24 Juli 2015   16:47 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Boleh saya katakan bahwa ini merupakan kisah pengalaman kali pertama saya berkunjung ke kantor pusat PMI (Palang Merah Indonesia) provinsi DKI Jakarta yang berlokasi di Jalan Kramat Raya No.47, Jakarta Pusat, guna menyumbangkan darah saya pada saat bulan puasa tahun 2015 ini. 

Jauh  sebelumnya saya pertama kali mengenal PMI melalui organisasi sekolah yakni PMR (Palang Merah Remaja). Saat  dahulu belajar di sekolah menengah kejuruan di Rawamangun, Jakarta Timur, saya kerap berpartisipasi mendonorkan darah melalui PMI Mobil Keliling yang memang dijadwalkan melangsungkan acara donor darah di sekolah. Acara pelaksanaan donor darah ini dikoordinasi oleh anggota PMR sekolah. Selepas darah saya dimasukkan ke kantong darah khusus label PMI Jakarta Timur, saya mendapatkan paket perbaikan gizi berupa bubur kacang hijau satu mangkuk, telur rebus dua butir dan susu UHT satu kotak. 

Selepas tamat sekolah menengah kejuruan, saya vacuum menjadi pendonor darah karena kondisi kesehatan saya tidak memenuhi syarat menjadi pendonor dimana kondisi kesehatan saya menurut dokter tidak dapat menyumbangkan darah.

Adapun syarat menjadi pendonor darah yang perlu saya bagikan menurut informasi dari PMI DKI Jakarta yaitu: 

  1. Sehat jasmani dan rohani
  2. Usia 17 tahun sampai dengan 65 tahun
  3. Berat badan minimal 45 kilogram
  4. Tekanan darah; sistole 100-170 , diastole 70-100
  5. Kadar Hemoglobin 12,5 g% - 17,0 g%
  6. Interval donor minimal 12 minggu atau 3 bulan sejak donor darah sebelumnya (maksimal 5 kali dalam setahun)
  7. Tidak menghidap atau mempunyai atau menderita penyakit dan ganguan kesehatan seperti: penyakit jantung dan paru-paru, kanker, tekanan darah tinggi (hipertensi), kencing manis (diabetes mellitus), kecenderungan pendarahan abnormal, epilepsi dan sering kejang, pernah menderita hepatitis B atau C, Sifilis, Ketergantungan Narkoba, Kecanduan Minuman Beralkohol, beresiko HIV/AIDS atau saran dokter untuk tidak menyumbangkan darah karena alasan kesehatan
  8. Sedang atau setelah kondisi seperti: sakit demam atau influenza (tunggu 1 minggu setelah sembuh), cabut gigi (tunggu 5 hari setelah sembuh) , operasi kecil (tunggu 6 bulan) , operasi besar (tunggu 12 bulan), transfusi darah (tunggu 1 tahun), tattoo-tindik-tusuk jarum-transplantasi (tunggu 1 tahun), kontak erta dengan penderita hepatitis (tunggu 12 bulan), sedang hamil (tunggu 6 bulan setelahnya), sedang menyusui (tunggu 3 bulan setelahnya), sakit malaria (tunggu 3 tahun setelah bebas malaria), tinggal di daerah endemis malaria selama 5 tahun berturut-turut (tunggu 3 tahun setelah keluar daerah tersebut), sakit typus (tunggu 6 bulan setelah sembuh), setelah vaksin (tungggu 8 minggu setelahnya), ada gejala alergi (tunggu 1 minggu setelah sembuh), infeksi kulit di daerah yang akan ditusuk (tunggu 1 minggu setelah sembuh)

 

Memang cukup banyak persyaratan yang harus dipenuhi pendonor guna melindungi kesehatan dan kelangsungan hidup  penerima transfusi darah.

Kondisi kesehatan saya setelah tamat sekolah menengah kejuruan adalah sangat lemah karena berat badan sya turun drastis hingga 40 kilogram dari sebelumnya 50 kilogram. Saya didiagnosis oleh lami penyakit radang paru-paru akibat kebiasaan merokok sejak kecil. Dengan kondisi demikian, tentunya saya sangat tidak memenuhi syarat. 

Saya memutuskan untuk total berhenti merokok dan harus menjalani terapi fisik, suntikan dan minum obat-obatan selama tiga tahun penuh sambil menjalankan aktivitas perkuliahan.  Dokter menyatakan saya sudah sembuh total dan normal pada tahun keempat, namun harus terus menjaga asupan makakan dengan protein tinggi agar berat badan berangsur normal dan tubuh menjadi bugar. Kini badan saya tetap sehat bugar karena cukup rajin berolahraga dan menjaga pola tidur dan makan yang seimbang.

Posisi saya saat menyumbangkan darah saya adalah  sebagai donor darah langsung dari keluarga pasien. Pasien keluarga saya menderita anemia dimana kadar hemoglobin (HB)- nya 8.5, dibawah normal yakni 12 sehingga membutuhkan tranfusi darah untuk menaikkan kadar HB menjadi normal, dengan transfuse darh jenis PRC sebanyak  500 cc atau 2 kantong darah.  Pihak Rumah Sakit (RS)  dan Pihak PMI menyatakan tidak ada stok darah B dengan komponen PRC  sehingga ketersediaan darah adalah usaha keluarga pasien. Bahkan petugas loket darah PMI menyatakan bahwa stok untuk semua golongan darah dan jenis komponen darah, kosong. 

Informasi stok darah berdasarkan golongan dan komponen darah pada kantor PMI DKI Jakarta dapat diakses di laman http://pmidkijakarta.or.id/, di kolom kanan dengan judul : update stock darah per tanggal dan jam.  Golongan darah yang tertera : A, B, AB dan O sedang jenis komponen darah WB (Whole Blood), TC (Trombocyte Concentrate) dan PRC (Packed Red Cell - sel darah merah pekat). 

Selama bulan puasa, pihak PMI DKI Jakarta dan pihak RS yang memiliki fasilitas bank darah mengalami kekosongan stok darah. Menurut keterangan petugas PMI yang saya sempat wawancara, kejadian ini adalah hal yang kerap terjadi setiap tahun khusus selama bulan puasa dan ditambah pasokan darah yang tersedia sudah banyak yang dihancurkan karena kadaluwarsa. Pendonor sukarela umumnya cenderung berkurang karena puasa. Aktivitas penyadapan darah di lantai 5 kantor PMI ini menjadi ramai saat 3 jalam setelah jam berbuka puasa. Hal ini sesuai panduan PMI perihal pendonor yang disarankan makan 3 atau 4 jam sebelum melakukan donor. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun