Pada dua hari yang lalu, hari Selasa tanggal 19 Januari 2016 saya menjadi utusan perusahaan suatu penilai kerugian di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan untuk menghadiri acara kebersamaan umat industri perasuransian Indonesia yang kali pertama dalam sejarah dunia perasuransian Indonesia yakni Perayaan Natal Bersama Industri Perasuransian, bertempat di Gedung Patra Jasa, Jl. Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Alangkah sayang rasanya bila momen bersejarah ini tidak coba saya bagi kepada masyarakat luas.
[caption caption="Buku Acara Perayaan Natal Bersama 2015 Industri Perasuransian (foto pribadi)"][/caption]Momen kebersamaan umat perasuransian Indonesia yang diprakarsai oleh DAI (Dewan Asuransi Indonesia) bekerja sama dengan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) berlangsung dari pukul 18.30 hingga pukul 22.00 WIB, secara penuh didukung oleh berbagai perusahaan asuransi umum atau kerugian dan asuransi jiwa serta reasuransi nasional juga asosiasi-asosiasi usaha perasuransian yang berada dibawah naungan DAI yakni AAJI (Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia), AAUI (Asosiasi Asuransi Umum Indonesia), AAJSI ( Asosiasi Asuransi Jaminan Sosial Indonesia), APKAI (Asosiasi Penilai Kerugian Indonesia), APPARINDO (Asosiasi Perusahaan Pialang Asuransi Indonesia) dan AASI ( Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia).
Atmosfir Kebersamaan dan Toleransi yang Kuat
Sebelum saya masuk ke ballroom gedung acara, saya beranggapan bahwa bahwa perayaan Natal ini merupakan dominan umat Nasrani di industri perasuransian. Namun saya menyaksikan ada undangan yang berbusana muslim turut hadir . Tidak lepas dari itu, suatu kehormatan juga ketua DAI, Bapak Hendrisman Rahim dan tokoh-tokoh dunia asuransi yang muslim juga turut hadir dan mengikuti acara sepenuhnya. Betapa kental nuansa dan warna ke-bhinneka tunggal ika (Unity in Diversity) memenuhi ruangan apalagi sambutan panita dan perwakilan OJK selalu diawali dengan ucapan Assalaamu'alai kum kemudian dilanjutkan dengan salam sejahtera.
[caption caption="Suasana sebelum acara perayaan dimulai (foto pribadi)"]
Yayasan tersebut yakni Yayasan Pesantren Yatim Piatu As Syafi’iyah, Panti Asuhan Lembaga Penyantun Anak Guna Nanda, Panti Asuhan Yayasan Pura Agung Tirta Bhuana, Panti Asuhan Yayasan Asih Lestari dan Panti Asuhan Bhakti Luhur. Penyaluran berkat tali kasih kepada yayasan tersebut adalah wujud nyata kepedulian dari segenap insan dunia industri perasuransian kepada dunia anak-anak degan berbagai latar belakang agama yang berbeda.
Pengamalan-pengamalan kedamaian toleransi, saling menghormati dan saling mengasihi sesama terasa hangat dalam seluruh rangkaian perayaan natal bersama ini. Sangat tepat bilamana panitia mengusung tema “Hidup Bersama Sebagai Keluarga Allah” yakni dengan menjadi pelaku firman yang senantiasa menjadi sumber bekat bagi sesama dengan berkarya di industri perasuransian.
Apresiasi saya secara khusus melalui tulisan ini kepada Bapak Riduan Simanjuntak selaku Ketua Panitia, Bapak Hendrisman Rahim selaku Ketua DAI, Bapak Firdaus Djaelani selaku Kepala Eksekutif Pengawas IKNB (Industri Keuangan Non Bank) OJK, Bapak Dumoly F. Pardede selaku Deputi Komisioner Pengawas Industri keuangan Non Bank II OJK dan tokoh-tokoh asuransi Indonesia serta perusahaan juga asosiasi usaha perasuransian. Melalui momen awal Januari 2016 ini, pengamalan kebaikan yang mulai bergerak dari acara ini akan mengiringi langkah besar industri perasuransian Indonesia menjadi industi yang tumbuh berkembang kuat di tengah pasar Masyarakat Ekonomi Asean juga global.
Pesan Natal
Cerita perayaan Natal tanpa cerita penyampaian kabar baik atau pesan Natal akan menjadi hambar bilamana tidak saya tuturkan di sini.
Saya coba merangkai perkataan atau penyampaian firman Tuhan oleh hamba Tuhan, Pastor Thomas Ulun kurang lebih yang dapat saya tuliskan sebagai berikut :