Menyaksikan perkembangan seorang bayi bawah lima tahun (balita) dari sisi seorang ayah adalah sebuah anugerah buat saya. Balita saya adalah bayi lelaki saat ini berusia 3 tahun 11 bulan namanya Dylan.
Goresan Kegembiraan
Kala itu usia Dylan sudah sekitar dua bulan lagi memasuki tiga tahun. Bagi seorang balita, menggenggam sebuah pena atau spidol dan menorehkannya ke lembaran kertas putih dengan badan tertekuk adalah sebuah tindakan kegembiraan kecil. Seketika lembaran kertas sudah penuh coretannya. Seketika secara naluriah balita melirik dinding putih sekeliling rumah tinggal adalah lembar besar yang lebih  menarik untuk digoresnya.
Maka tak pelak sesaat kemudian dinding putih rumah penih dengan goresan warna hitam atau merah tebal dan tipis menjadi sebuah tindakan kegembiraan besar. Balita tertawa dan sangat aktif sekaligus antusias hingga ujung pena atau spidol tersebut menjadi tumpul dan mampat menutup lubang tinta, hilanglah goresan tinta. Seketika balita terheran sambil mengamati ujung pena atau spidol sambil meringis kemudian seketika menangis. Mengangkat dan menyerahkan pena atau spidol yang mampat tersebut kepada saya untuk diperbaiki.
Goresan pena atau spidol balita dihasilkan dengan gengaman kelima jarinya layaknya menombak atau menusuk. Maka tak pelak goresan pena atau spidol juga tak hanya mengotori namun juga sekaligus menggerus cat tembok dinding.
Perlahan-lahan saya menuntun Dylan untuk mengubah media dinding rumah ke lembaran kertas yang masih banyak tersedia. Saya menggambar tokoh kartun favoritnya mulai dari mickey mouse, ghostbuster, spiderman, batman dengan pena dan spidol. Mengugah ketertarikannya sambil bercerita bagaimana tokoh kartun tersebut berinteraksi dalam satu lembaran kertas sembari menirukan bunyi tokoh yang saya gambar.
Dylan mulai tertarik dan fokus pada media lembaran kertas. Maka saya mulai lebih banyak menggambar hewan yang kerap dijumpai di sekitar rumah seperti kucing, anjing, nyamuk, lalat, laba-laba dan tikus. Dylan mulai mencoba berekspresi dari bentuk yang dilihatnya tersebut, mengenggam pena sedapatnya layaknya menombak dan mengoreskan sekenanya hingga memenuhi lembaran kertas dengan goresan melingkar-lingkar tak karuan.
Di hari berikutnya dan selanjutnya Dylan makin antusias untuk membuat lukisan imajinasinya di lembar satunya dan dia meminta saya untuk melukis lagi hewan-hewan sekitar rumah lagi di lembar sebelahnya secara bersamaan. Saat nelewati usia tiga tahun, dia mulai mengamati bagaimana saya memegang pena dan pada akhirnya meminta bagaimana memegang pena agar bisa menggambar seperti saya.
Ketika bermain menggenggam pena, Dylan tidak lagi menggores melingkar. Dia mulai mengores garis tidak teratur cenderung zig-zag. Meski masih banyak juga goresan melingkar tak karuan.
Memori Bentuk