Mohon tunggu...
EDROL
EDROL Mohon Tunggu... Administrasi - Petualang Kehidupan Yang Suka Menulis dan Motret

Penulis Lepas, Fotografer Amatir, Petualang Alam Bebas, Enjiner Mesin, Praktisi Asuransi. Cita-cita: #Papi Inspiratif# web:https://edrolnapitupulu.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Apa Sih Hebatnya Ukiran Suku Kamoro, Mimika, Papua?

13 Juli 2017   21:50 Diperbarui: 14 Juli 2017   06:50 3637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya terkesima dengan patung ukiran kayu yang terpojok di sudut terminal boarding Garuda bandara Mozes Kilangin Timika,Papua. Terlilit kabel listrik dan mepet dengan plakat keselamatan terbang dengan helikopter serta kaleng tempat sampah.

Dalam ruangan terminal boarding penuh sesak dengan informasi bagaimana polesan perusahaan tambang asal Amerika mengeruk kekayaan bumi Mimika dan gelontoran ratusan hingga milyaran dollar bagi pembangunan bumi Papua dan pajak serta royalti ke pemerintah Indonesia. Namun tak satu pun menjelaskan makna patung ukiran tersebut segamblang grafik performa perusahaan tambang tersebut.

Siapa kelima tokoh patung ukiran tersebut, tak ada gambaran sama sekali. Ngenes. Sepertinya baru kunjungan kali kedua ke bandara ini saya perhatikan bahkan saya potret. Banyak juga yang orang-orang yang memperhatikan gelagat saya mengamati ukiran kelima patung tersebut. Saya mencoba mengamati dari dekat, mana tahu plakat informasinya terjatuh di sela-sela batu atau tong sampah. Ternyata tidak. Fiuh.

Akhirnya hingga saya naik ke dalam kabin pesawat masih penasaran dengan ukiran patung lima manusia tersebut. Maka saya bertekad untuk mencari tahu artikel atau referensi tentang kelima patung manusia tersebut. Mencari tahu apa hebatnya ukiran patung itu hingga menduduki ruang pojok Bandara Timika. Taraaa...terbitlah artikel ini.

Wemawe dan Iwamapaku, Totem Pelindung Kamoro

Kelima patung ukiran manusia itu termasuk dalam kebudayaan tertinggi dan karya ukiran spektakuler dari suku Kamoro yang dikenal dengan nama Wemawe bagi Kamoro wilayah Barat atau Iwamapaku bagi Kamoro wilayah timur, tiang roh yang dianggap sebagai pelindung keluarga baik buat orang yang masih hidup maupun rumah dan harta mereka. Patung Weamawe, setiap bagian ukiran memiliki makna. Tanda menyilang di samping patung pada sisi kanan dan kiri merupakan aplikasi pusar sedangkan bagian belakang bernama tawakiro yang merupakan aplikasi dari gigi ikan paus. Mengapa gigi ikan paus? Karena mereka kerap melihat ikan paus besar di pantai dan menganggap ikan paus sebagai moyang mereka (erkawe).

Seni ukiran Kamoro adalah seni ukiran patung kelas dunia yang paling impresif dan unggul dibandingkan suku tetangga yang konon suka memburu bahkan membantai mereka, Asmat. Seni ukir patung Kamoro adalah bagian yang terpisahkan dari budaya sakral mereka dan hanya keturunan pematung yang dapat menghasilkan ukiran dengan potongan-potongan yang garis-garis yang sangat ekspresif dengan alat sederhana, konon hingga mampu mengilhami banyak pelukis modern, para cubistdan khususnya Pablo Picasso dalam melukis lukisannya yang terkenal "Les Demoiselles D'Avignon"yang menampilkan tokoh wanita dengan dua wajah seperti topeng Afrika. Bentuk seni  tribal /kesukuan Picasso menggantikan tradisi klasik sebagai sumber gaya utamanya, sebgai bentuk dorongan antusiasmenya terhadap patung-patung primitif yang pertama kali ditemukannya pada tahun 1906-1907. sebagaimana diungkap dalam laman ini.

Les Demoiselles D'Avignon, sumber: wikipedia.org
Les Demoiselles D'Avignon, sumber: wikipedia.org
Ukiran dan Tarian Kadal Purba Kamoro

Dalam kedahagaan saya mengenal suku Kamoro, suku pesisir pantai Mimika saya tidak hanya menemukan betapa luar biasanya kekayaan luhur yang dilestarikan melalui keterampilan ukiran istimewa pada batang atau papan kayu pala atau kayu mangrove. Betapa sakralnya budaya religi mereka dan karya ukiran mereka berhasil bertahan hingga masa modern saat ini meskipun banyak seniman ukir Kamoro yang disebut Maramoweyang telah meninggalkan agama nenek moyang mereka dan kesulitan menjual hasil karya mereka cenderung memutuskan untuk tidak mengukir kayu lagi  seperti diungkap dalam blog ini.

Betapa dalamnya kebudayaan Kamoro dalam menganggap binatang yang nenek moyang mereka lihat sebagai moyang mereka seperti kisah moyang ikan paus dalam patung Wemawe bahkan ada juga yang menggangap kangguru sebagai moyang mereka.

Namun ada satu binatang yang dianggap berbahaya bahkan negatif di peninggalan nenek moyang mereka, yang kerap diukirkan pada papan sebagai pengingat bagi generasi turun-temurun bahwa pernah ada kadal purba yang lebih ganas dari Komodo, pernah mendiami tanah Mimika namun sudah punah ratusan tahun yang lalu yang mereka sebut naga, bahasa latinnya Megalania prisca. Binatang purba ini umumnya diukir pada papan seperti di belakang patung Wemawe ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun