Seorang sahabat yang sudah sewindu bermukim di kota Jayapura, sebut saja namanya Iting, mengoreksi saya perihal posisi bandara udara Sentani. Menurut saya, setahu saya bandar udara Sentani adalah masih di wilayah Sentani dan sering dianggap sebagai bandara kota Jayapura.Â
Menurut Iting, bandara Sentani memang bukan kepunyaan kota Jayapura namun berada di kabupaten Jayapura dan Sentani termasuk wilayah distrik kabupaten Jayapura, berjarak sekitar 24 kilometer atau waktu tempuh dari bandara ke kota sekitar 45-60 menit dengan mobil. Hal yang unik dari bandara Sentani adalah jadwal buka gerbang atau operasionalnya adalah jam 06.00 pagi, sehingga toleransi check-in 2 jam sebelum keberangkatan untuk maskapai bergambar singa yang terbang pas pukul 06.15 pagi menuju Merauke bisa diabaikan, begitu juga dengan maskapai berlogo tiga-vektor yang terbang pas pukul 06.00 pagi menuju Serui.Â
Keduanya bisa langsung telat check-in dan langsung naik pesawat. Ini hanya berlaku penerbangan pagi sebelum jam 06.00 di Bandara Sentani, Jayapura. Saya sendiri harus antri mengular sejak pukul 05.30 untuk terbang dengan maskapai burung biru menuju Jakarta yang terbang pukul 07.20 WIT menunggu gerbang buka pukul 06.00 WIT, mengingat kebiasaan datang awal di bandara Soekarno- Hatta, Tangerang. Tak laku di Jayapura... hehehe.
Biaya Hidup Kota Jayapura
Hanya satu yang berubah, harga bensin kini setara murahnya dengan di pulau Jawa artinya kebijakan presiden Jokowi satu harga BBM di Papua nyata namun ini tidak serta merta merubah tingginya biaya hidup di Jayapura. Untuk perantau dari pulau Jawa, biaya kontrak rumah di kota Jayapura paling murah sekitar Rp 1,500,000 per bulan untuk ukuran kamar 2 x 3 meter. Biaya makan nasi dan lauk seadanya dan minum seadanya paling murah sekitar Rp 40,000 hingga Rp 50,000 sekali makan.Â
Tarif taksi atau angkutan umum meskipun harga BBM sama dengan Pulau Jawa, masih sama seperti harga BBM tinggi mulai kisaran Rp 5,000 - Rp 10,000 per trip untuk jarak yang pendek. Untuk dalam wilayah kota Jayapura, kerap naik dua hingga tiga kali taksi angkot adalah hal yang lumrah. Untuk konsumsi dan pengeluaran serta hal lainnya di laman Badan Pusat Stistik Jayapura tidak ada data terkini, hanya ada laporana kinerja tahun 2014 (https://jayapurakab.bps.go.id/websiteV2/fileMenu/Lakin-2014.pdf ). Tidak ada referensi yang bisa saya jadikan patokan untuk saat ini, hanya temuan di lapangan belaka.
Listrik di kota Jayapura masih bisa saya rasakan byar-pet. Instalasi diesel genset untuk tempat umum seperti Mal Jayapura ataupun Hotel Aston menjadi prioritas utama.Â
Pada jam operasional mal saja, sejak saya menyantap makan siang pukul 11.00 dan bersantai hingga pukul 14.00 dapat saya hitung kedap-kedip lampu berganti antara listrik PLN dan genset Mal Jayapura mencapai 6 (enam) kali. Untuk masyarakat umum, yang kurang mampu membeli genset dan BBM, hanya pasrah dalam kegelapan dan kegalauan.
Muntahan Pinang