Akhirnya 17 Mei 2017 ini kita peringati sebagai hari buku nasional. Tentu banyak sekali harapan yang kita ingin wujudkan. Karena Indonesia masih memilikiÂ
budaya baca yang minim dan masih mengedepankan budaya lisan. Sejalan dengan adanya hari buku ini. Maka mari kita merefleksi ulang makna buku sebagai barang berharga yang dapat di wariskan untuk anak cucu kita kelak. Bahkan jika kita lihat kebelakang sang founding father's Bung Hatta melamar istrinay dengan memeberikan buku sebagai mahar. Â Artinya buku sangat berharga dan menjadi sumber ilmu. Sehingga seorang penulispun akan mewariskan buku sebagai warisan berharga selama dia hidup dan jika dia memiliki keluarga, keluaraganya dapat menerima royaltinya.
Bahkan sosok  buya Hamka juga saat menulis "Tenggelamnya Kapal Vander  Wick "dan "dibawah naungan Kabbah" juga tak pernah menyangka bukunya akan di filmkan dan menjadi warisan peradaban dan keindahan sebuah karya fiksi yang bisa dinikmati oleh kita sebagai generasi penerus.
aku adalah buku
aku penuh dengan lembaran harapan dan misteri
paripurnakan membaca akuÂ
hingga kau temui bijaksana yang syahdu
jangan kau robek aku
terluka lah jiwaku
sampul aku dan tandai namaku
kelak engkau rindu