Mohon tunggu...
Edrida Pulungan
Edrida Pulungan Mohon Tunggu... Analis Kebijakan - penulis, penikmat travelling dan public speaker

Penulis lifestyle, film, sastra, ekonomi kreatif Perempuan ,Pemuda, Lingkungan dan Hubungan Luar Negeri Pendiri Lentera Pustaka Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Perempuan-perempuan Pesisir

12 Maret 2014   01:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:03 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1 Kau menyapa hangat mentari sedari tadi Butiran keringat meneteskan senyum Debur ombak bergemuruh Angin semilir mengayuh runtuh jari-jarimu menari Legam, kencang, kuat Mencengkram ikan Dalam bongkahan es yang mulai mencair 2 Ikan tangkapan segar bugar Mulai membiru menjelang siang Namun Engkau merasa senang Engkau bertepuk menang Sebersit harapan kesyukuran Diwajahmu yang bersahaja Wahai Perempuan-perempuan Pesisir Pejuang kehidupan Engkau ada dalam dua dinding kokoh Dinding Kepapaan yang bersanding dengan kemiskinan Mesra 3 Perempuan-perempuan Pesisir Engkau Menunggu petang tanpa senja Membakar kayu di tungku perapian Menanak nasi 3 jemputan tangan Asapnya mengepul Anak-anak berlarian Bertelanjang badan Engkau sajikan santap malam Dengan ikan satu-separuh di pinggan Hingga mereka kenyang dan tertidur pulas dalam pelukan Nyala lilin yang mendamaikan 4 Jelang malam Tanganmu masih menari Menyisihkan hasil tangkapan ikan-ikan segar dengan mulut yang masih megap-megap kau jual ke pasar demi rupiah dengan harga murah sekeping sepuluh keping rupiah yang penting laris Perlu uang anak sekolah 6 Perempuan-perempuan pesisir Engkau berdesakan Berlari ketengah Mencari-cari sosok dewa Mengiba kepada sang toke kapal Rentenir si raja rupiah Akh kau jangan kalah Perempuanku kenapa menyerah tercekik dengan keluguanmu Hutang membubung Suamimu linglung Jiwamu merintih tersandung 7 Perempuan_perempuan pesisir Ejalah lautan dengan aksara Hitunglah senja dengan angka Jangan buta raih ilmu sang bijaksana Majulah dengan waktu Jangan menyerah dan terpinggirkan Bermartabat dalam perjuangan Tinggalkan lelahmu Tuntut ilmu tak usah malu peluk anak-anakmu Mengeja aksara Pendidikan bermutu Menuju masa depan peradaban 6 Perempuan-perempuan pesisir Engkau adalah saksi sejarah Anak-anak bangsa Yang kau sematkan impian dan cita-cita di dadanya Perempuan-perempuan pesisir Pewaris perjuangan dengan darah berdesir Pesisir Timur Indonesia, Takabonerate, 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun