Mohon tunggu...
Edrida Pulungan
Edrida Pulungan Mohon Tunggu... Analis Kebijakan - penulis, penikmat travelling dan public speaker

Penulis lifestyle, film, sastra, ekonomi kreatif Perempuan ,Pemuda, Lingkungan dan Hubungan Luar Negeri Pendiri Lentera Pustaka Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Oase Jiwa

24 Januari 2017   21:16 Diperbarui: 24 Januari 2017   21:27 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

 Wahai jiwa
 Telah jernihkan dirimu dalam perjalanan waktu
 Mungkinkah telah membuatmu berubah warna
 Beningkah ia
 Keruhkah ia

 wahai jiwa
 yang sering disebut-sebut
 dalam kalamNya selepas insan menjemput maut
 Jiwa-jiwa yang tenang
 yang akan kembali pada Tuhannya

 Namun jiwa yang tenang itu dimanakah berada
 di dunia yang menawakan dua tiket
 yang terhadir dalam satu keputusan
 atau jiwa itu juga mengalami perjalanannya sendiri
 Ketika jiwanya  mencari aura separuh jiwa lainnya untuk berdampingan dalam perjalanan singkat
 hingga sempurnalah oase jiwa

 Sang sufi  berkata jiwa yang tenang itu
 Meski dipikul badai dia tak terlerai
 Seperti rumput dia tetap lembut
 Meski dipikul ribut dia tak terhanyut

 Mungkinkah karena jiwa yang tenang
 bagai oase di padang pasir
 dimanapun semua kekeruhan bermuara
 keikhlasan akan menjernihkannya

 untuk setiap insan yang mencari oase jiwanya

 Jakarta, 24 Januari 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun