Mohon tunggu...
Edrida Pulungan
Edrida Pulungan Mohon Tunggu... Analis Kebijakan - penulis, penikmat travelling dan public speaker

Penulis lifestyle, film, sastra, ekonomi kreatif Perempuan ,Pemuda, Lingkungan dan Hubungan Luar Negeri Pendiri Lentera Pustaka Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mimpi yang Lusuh

25 Juni 2014   16:34 Diperbarui: 18 Juni 2015   09:02 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mimpiku semakin lusuh

O... ha ha ha.... ouh...

Angan-angan hanya tersisa separuh

O..ha ha ha..ouh...

Sekian lama kubasuh dengan peluh

O..ha..ha..ha..ouh..

Mengaduh

Mengeluh

Merapuh

Kuterjatuh

Bangkit lagi bergemuruh

O..ha.ha..ha..ha ..ouh

Jika semua episode rindu seperti pembuluh

Hanya akan membuatku runtuh

o..ha..ha..ha..ha..ouh

Ku harus keluar dari tempurung waktu menuju shubuh

o..ha..ha..ha..ha..ouh

**

Kulihat cahaya mentari mejelang senja tinggal sepertujuh

Hingga sayup-sayup gema azan membuatku terpanggil dan berlabuh

Kubasuh wajah yang penuh noda hingga meluruh

Aku merasa waktuku hampir penuh

O..ha..ha..ha..ouh

Entah kapan semuanya bisa kurengkuh

Namun tiada sia-sia jejak langkah dan peluh

**

O..ha..ha..ha..ouh

Hatiku kemarin meluluh

Mengharapkanmu yang hadirbagai suluh

Senyuman dan ketulusanmu membuatku tegar dan utuh

Terpancar dari cahaya matamu yang menyejukkan kalbu

O,,ha..ha,ha..ouh

Teruslah berjalan hingga jauh

Tidak rapuh

Namun semakin teguh

Oh aku dan engkau ada dalam satu jiwa dan dua tubuh

O...ha..ha.ha..Ouh..

Brunai Darussalam, 26 April 2014

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun