Mimpiku semakin lusuh
O... ha ha ha.... ouh...
Angan-angan hanya tersisa separuh
O..ha ha ha..ouh...
Sekian lama kubasuh dengan peluh
O..ha..ha..ha..ouh..
Mengaduh
Mengeluh
Merapuh
Kuterjatuh
Bangkit lagi bergemuruh
O..ha.ha..ha..ha ..ouh
Jika semua episode rindu seperti pembuluh
Hanya akan membuatku runtuh
o..ha..ha..ha..ha..ouh
Ku harus keluar dari tempurung waktu menuju shubuh
o..ha..ha..ha..ha..ouh
**
Kulihat cahaya mentari mejelang senja tinggal sepertujuh
Hingga sayup-sayup gema azan membuatku terpanggil dan berlabuh
Kubasuh wajah yang penuh noda hingga meluruh
Aku merasa waktuku hampir penuh
O..ha..ha..ha..ouh
Entah kapan semuanya bisa kurengkuh
Namun tiada sia-sia jejak langkah dan peluh
**
O..ha..ha..ha..ouh
Hatiku kemarin meluluh
Mengharapkanmu yang hadirbagai suluh
Senyuman dan ketulusanmu membuatku tegar dan utuh
Terpancar dari cahaya matamu yang menyejukkan kalbu
O,,ha..ha,ha..ouh
Teruslah berjalan hingga jauh
Tidak rapuh
Namun semakin teguh
Oh aku dan engkau ada dalam satu jiwa dan dua tubuh
O...ha..ha.ha..Ouh..
Brunai Darussalam, 26 April 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H