Aku sedang merayakan kesendirianku
Itu katamu pada senja yang tak mau pergi
 Engkau mengadu Â
 Pada detik yang menemanimu dengan pilu
 Namun engkau telah temukan kedamaian itu
 Dalam sendiri itu kau temukan syurgaNya
 Saat engkau hanyutkan dirimu dalam diam
 dan ingatan pada cintaNya yang tak berkesudahan
 Kadang kesendirian harus dirayakan
 Bukan hanya kebersamaan
 dengan seseorang yang istimewa
 yang kau anggap menggenapkan
 hingga engkau harus mencerna kekecewaan
 Karena terkadang kesendirian harus dirayakan
 Bukankah dalam kesendirian ada perjalanan sakral
 ketika engkau menemukan dirimu yang utuh
 juga kata hatimu yang teguh
 yang lama kau lupakan
 karena kau sibuk dalam kebersamaan semu
 Dan lihatlah, Engkau merayakan kesendirian itu
 dalam kedamaian
 dalam keheningan
 dalam kebersahajaan
 dalam ketiadaan
 dalam kepasrahan
 dalam kebenaran
 dalam keteduhan
 dalam keyakinan
 dalam keparipurnaan
 Dan rayakan kesedirian itu
 Dalam dirimu sendiri
 Dengan dirimu sendiri
 dan rayakanlah bersama Tuhan
 yang tak pernah meninggalkanmu
 Dalam kesendirian dan kekosongan
 Namun meneduhakan jiwamu yang kering
 Syukurlah ada dia menitipkan hati yang bening
 dan air mata yang terjatuh
 dalam kedua kelopak matamu
 Bagai simponi indah diiringi rangkaian melodi
 Bagai orkestra kesedihan yang indah dengan nada
 yang mampu menghanyutkan kegembiraannu
yang semu namun hampa
Menjadi kesedihan yang menguatkanmu
 Karena terkadang
 Kita harus merayakan kesendirian
 terkadang
 terkadang
 Kesendirian membawamu dalam kedamaian
 Tepi Pantai Ende, Nusa Tenggara Timur, 19 April 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H