Mohon tunggu...
Edrida Pulungan
Edrida Pulungan Mohon Tunggu... Analis Kebijakan - penulis, penikmat travelling dan public speaker

Penulis lifestyle, film, sastra, ekonomi kreatif Perempuan ,Pemuda, Lingkungan dan Hubungan Luar Negeri Pendiri Lentera Pustaka Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jam Pasir

16 November 2016   21:01 Diperbarui: 16 November 2016   21:08 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lihat dalam botol itu
ada  segenggam pasir
Pasir bergerak keatas dan kebawah
Oh ternyata jam pasir

umpama pasir adalah waktu
Dalam pengap hampa
Juga dalam pengap warna

Terus bergerak melaju kadang keatas dan kebawah
Tergantung engkau menggerakan botolnya

Detik berdentang
Menit meregang
Di titik ingatan waktu hilang dan tinggalkan
Semua lafaz kata hilang
Kata bernyawa jika dirasa

Jam pasir
Berdesir
Waktu akan habis
Pasir dibuang ke laut lepas
Kembali pada kampungnya
Mungkin akan terbawa ombak ke pantai landai
Atau senyumanmu yang telah hilang

Pulau Tidung, 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun