Mohon tunggu...
Edrida Pulungan
Edrida Pulungan Mohon Tunggu... Analis Kebijakan - penulis, penikmat travelling dan public speaker

Penulis lifestyle, film, sastra, ekonomi kreatif Perempuan ,Pemuda, Lingkungan dan Hubungan Luar Negeri Pendiri Lentera Pustaka Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bukan Hanya Selembar Ijazah, Tapi Bakat yang Terasah Modal Kesuksesan

8 Agustus 2014   01:07 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:07 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masih dalam suasana Ramadhan, tepat pada tanggal, saya menerima undangan dari Kick Andy tanggal 23 juli 2014 dengan judul episode “Belajar Dari Masa Lalu” bersama rekan blogger yang lain seperti Ani Berta dan Alfan Renata untuk menghadiri Acara Taping Kick Andy Show dengan ciri khas unik, selain edukatif, informatif juga menghibur dengan Narasumber Asep Stroberi, Didit Maulana dan Feliyanto. Setelah perjalanan kurang lebih satu jam akhirnya saya sampai di studio yang sudah tumpah ruah dengan penonton dan langsung registrasi untuk mendapatkan kupon makan, doorprize dan buku yang katanya akan dibagikan pada akhir acara. Untunglah bisa langsung berbuka puasa dan menunaikan sholat magrib yang tak jauh dari stage.

Taping kali ini unik karena mengulas kisah sosok-sosok yang sukses dengan latar belakang pendidikan yang berbeda dengan pekerjaan yang dijalanai nya sekarang. Karena diantara meraka ada yang kuliah karena mengambil jurusan mengikuti nasehat orangtua, maupun keinginan sendiri tapi akhirnya bukan memilih bidang tersebut untuk digeluti meraih kesuksesan. Walaupun demikian mereka mereka tetap profesional mengelola potensi dari bidang lain dan hasilnya kesuksesan yang menggembirakan meskipun dilalui ujian, cibiran di masa lalu. Namun bukankah kesuksesan terjawab dengan membuktikan orang lain salah terhadap perspektif dasarnya terhadap kita?

Masing-masing pemonton di studio mengambil tempat duduk masing-masing. Dan yang menarik disamping saya penonton yang keempatnya sudah lanjut usia namun asyik menyaksikan tayangan ini. Wah ternyata Kick Andy digemari banyak usia. Begitu juga dengan kami para blogger duduk manis dan tersenyum dan meski tak janjian kami ternyata kompak memakai corak merah dan semangat duduk di barisan tengah dan paling strategis menyaksikan tayangan tersebut dengan bahagia, senang dan sumringah. Asyiknya.

Gambar 1. Para undangan blogger duduk di barisan paling tengah memakai batik merah doc.pribadi

Narasumber yang dihadirkan pertama terlihat senyum dan santai berjalan kepanggung terlihat masih muda, namun siapa sangka dia adalah Asep Stroberi, pemilik restoran Nagreg, ternyata beliau adalah lulusan IKIP Senirupa dan punya keahlian ukir mengukir. pada saat itu Asep masuk di IKIP karena latar belakang orangtuanya adalah guru dan ingin anaknya menjadi guru karena profesi tersebut dipastikan mendapatkan penghasilan yang tetap. Disaat kuliah Asep terbiasa mandiri dan mendapatkan penghasilan dari pekerjaan mengukir kayu, dan kebiasaanya membuat  saat sarapan pagi  hingga makan malam. Banyak juga temannya yang tertarik mencicipi nasi liwetnya yang ternyata enak hingga dijual pada yang memesan. Bahkan nasiliwet yang dimakan saat sarapan akhirnya lembek dan diolah lagi dan dikasih nama" nasi liwet melarat", Bersama sang isteri yangs emula adalah pegawainya akhirnya Asep membuka restoran Nasi Liwet Asep Stroberi yang disingkat menjadi Rumah Makan ASSTRO dan menyajikan berbagai menu nasi liwet serta menu masakan Sunda lainnya. Rumah makan yang sudah mempunyai cabang di Nagreg, Kadungora, Cimaragas, Ciawi dan Tarogong ini mengambil lokasi yang ramai. Daerah tanjakan Nagreg yang dianggap kurang startegis membuka usaha karena daerah tanjakan dari rimbun disulap menajdi restoran yang diburu pelanggan.

Gambar 2. Asep berpose bersama keluarga  besar dan karyawannya dan kompapak pakai merah doc.pribadi

Asep juga memberikan warna pada restorannya dengan menanam buah Strawberry di lahan yang luas disekitar kawasan restoran yang bisa dipetik oleh pengunjung, dan juga  menciptakan souvenir-souvenir untuk oleh-oleh para pengunjung dengan memberdayakan UKM disekitar kawasan restoran dengan membuka lapangan pekerjaan. Sungguh bakat memasak menjadi awal kesuksesan buat keluarga, karyawannya dan juga masyarakat sekitar. Bukan itu saja Asep juga memberangkatkan seluruh haji keluarga dan karyawannya ke tanah suci sebagai bukti kepeduliannya dan rasa syukurnya atas kesuksesannya itu.

Dan kemudia hadirlah narasumber kedua yang sedang naik daun yakni Didit Maulana  yang awalnya kuliah mengambil jurusan arsitek dan kemudian menekuni dunia fashion design Tenun Ikat.  Padahal pekerjaan sebelumnya adalah talent coordinator untuk suatu acara kreatif  di sebuah stasiun televisi swasta, Didit tergerak untuk membuat desig pakaian dari Tenun Ikat  namun bergaya modern. Didit  ingin mengembangkan  fashion kain tenun  agar lebih di kenal oleh masyarakat Indonesia dan juga dunia seperti sosok Miss Universe, Maudy Kusnaidi pada Festival Film Cannes, dan juga pemimpin dunia dalam konferensi APEC dan ada juga client yang mengajak Didiet untuk bekerjasama membuat pakaian Boneka Barbie dengan menggunakan kain tenun ikat. Sekali lagi bakat yang menghantarkan Didiet pada kesuksesannya bukan ijazahnya.

Gambar 3. Aneka desain  fashion pakaian wanita dan pria rancangan Didiet Maulana doc.pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun