Mohon tunggu...
Edrida Pulungan
Edrida Pulungan Mohon Tunggu... Analis Kebijakan - penulis, penikmat travelling dan public speaker

Penulis lifestyle, film, sastra, ekonomi kreatif Perempuan ,Pemuda, Lingkungan dan Hubungan Luar Negeri Pendiri Lentera Pustaka Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Di Jakarta Aja Keliling Cikini Gondangdia: Asyiknya Cicipi Kuliner Legend

1 Agustus 2024   11:21 Diperbarui: 1 Agustus 2024   12:49 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya senang banget bisa jalan-jalan lagi di jakarta saat weekend. Apalagi jalan- jalan ke Cikini dan Gondangdia. Dekat banget dari stasiun kereta. Tapi ini benar benar jalan dengan cuaca yang lumayan terik, untunglah kaki masih bisa diajak kompromi demi menikmati Jakarta dan histori kuliner legen di seputaran cikini gondangdia. Kali ini kolaborasi wisata kreatif jakarta, countrychoice dan dihadiri teman -teman kotekasiana, seru kan?

Kami diminta berkelompok dan saya dapat grup mbak Mutia tourguide wisata kreatif jakarta. Kami di ajak jalan dari gedung juang 45 lalu mampir depan  sop buntut kesukaan soekarno yang seporsi  limapuluh ribu rupiah, wah wajib cicip suatu saat kalau ada waktu. terus kami berjalan menuju Masjid Cut Meutia yang juga ternyata sebelumnya  gedung arsip Belanda dan menjadi inspirasi nama dari gado-gado Boplo

Kemudian kami juga berjalan menuju warung kopi yang legend dan sudah generasi kedua. Bapak Tji mempndemokan cara meroasting kopi didepan kami dan semua dapat kopi satu bungkus satu-satu. Senang rasanya mengunjungi toko kopi Luwak yang bangunannya sudah ada sejak 1930. 

Saya dan teman -teman bertemu dengan penerus generasi keempat yakni Xu Yilun atau Lunardi. Suka dipanggil Babah Lun. Toko ini menjual kopi bubuk. Aneka biji kopinya  ada robusta dan arabika. dengan harga yang terjangkau  dan bisa beli kopi bubuk, langsung bisa melihat proses penggilingannya. Pakai mesin giling kopi dengan diesel.  

Setelah itu langung melipir menuju Roti Lauw pas di di depan stasiun Gondangdia. Roti Lauw sudah ada sejak tahun 1940, masih penjajahan Belanda. Pendirinya adalah Lau Tjoan To. Dahulu pabriknya juga di kawasan ini. Sekarang telah berpindah ke wilayah Pulo Gadung. Hanya toko rotinya masih ada. Saya mencicipi roti rasa pisang kegemaran saya

Kemudian di pasar gondangdia kami menuju warung jamu khas dan legend generasi kedua. Akhirnya kami mencicipi jamu rimpang yang bisa menjadi penawar banyak penyakit termasuk sakit gula.jamu ini diolah sendiri dan masih ada tokonya di sudut pasar gondangdia.Sempat juga saya melihat banyak sekali di pasar gondangdia yang masih berjualan , pasar tradisional ini pernah diresmikan Pak Presiden Jokowi sebagai bagian promosi pasar tradisional 

Gambar 2 ice cream time doc pribadi
Gambar 2 ice cream time doc pribadi

Lalu cuaca makin terik, terakhir kami menicicpi es krim cikini. saya senang mencicipi rasa semangka, tapi es krim masih padat tunggu sebentar lagi, Akhirnya dahaga sedikit terpuaskan. Senang rasanya meski kaki agak pegal, tapi keseruan mendengar sejarah para pemilik usaha kuliner legend luar biasa sekali jadi ingin kembali lagi kelak kulineran bersama keluarga

'yuk nikmati citarsa kuliner indonesia, majukan ekonomi kreatf

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun