Jejak-jejak langkah pada kota yang telah menua
Dia masih setia
Menunggumu
Menuliskan cerita seorang pengembara
Adakah cinta kau dapatkan di kota ini
Adakah cita-cita terwujud di kota ini
Ku temukan wajah wajah penuh harap
di sepanjang jalan menawarkan harapan
Harapan selembar dua lembar rupiah
Serta uang logam yang gemerincing
Perempuan itu membawa tas ransel berisi
Buku tebal dan diktat
Dia lewati jalan-jalan sempit di gang
Menerobos macetnya ibukota
Klakson an teriakan manusia sama kerasnya
Sekeras kehidupan di Jakarta
Serta mimpi yang membawa lelap
Kala lelah berteduh di bahu yang rapuh
Sang Bapak dan Ibu menunggu khabar
Anaknya akan memakai toga kelak
Dialah perempuan perantau yang melawan
Memilih sekolah seperti si doel anak betawi
Meski teman masa kecilnya yang cantik dan molek
Memilih berada di balik gedung-gedung pencakar langit
Pemuas para hidung belang
Di balik rok mini, kutang dan baju tembus pandang
Bersua wajah penuh topeng
Tawarkan kehidupan gemerlap tanpa perjuangan
Perempuan itu tak menyerah
Perempuan itu rela meninggalkan kampung halaman dan rumah
Peremuan itu adalah aku
Perempuan itu adalah kamu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H