Telah lama kabut menyelimuti pohon-pohon tua. Lalu kulihat parasmu muka merah tersipu
Terdiam dalam janji yang  kau tunaikan. Melihat matahari singgah di pucuk pinus danÂ
senja mengejar sang kabut karena rindunya yang dalam dan curam. Mencari tenteram
Sampailah jejak kaki pada setiap titik tertinggi, Setelah  berjalan dalam riuh rendah keyakinan
Kabut menari begitu juga jiwa yang dipersunting arjuna dengan menghantarkan semesta hijau
 di depan mata yang dingin dan tubuh membeju hingga hangatlah ia dengan peukanmu
Senyum dan tawa kita tertinggal disitu, Juga setiap jejak yang ditinggalkannya.Â
Kabut masih menari di puncak lawang. Namun harapan telah pupus.Â
Arjuna lah sang dalang yang sesukanya bermain peran. peran penghianatan
menuju dendam yang sudah terbayarkan. Kabut tipis menjadi terang. Biarkan matahariÂ
meghangatkan jiwa beku, Biarkan matahari menghangatkan asa yang rapuh. Maka kabut menari