Mohon tunggu...
Edrida Pulungan
Edrida Pulungan Mohon Tunggu... Analis Kebijakan - penulis, penikmat travelling dan public speaker

Penulis lifestyle, film, sastra, ekonomi kreatif Perempuan ,Pemuda, Lingkungan dan Hubungan Luar Negeri Pendiri Lentera Pustaka Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Berbagi Ilmu dengan Perempuan Penenun NTT

29 September 2016   17:38 Diperbarui: 29 September 2016   17:44 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perempuan memang ditakdirkan menjadi mata ir dalam keluarga.Kehadirannya selalu bermanfaat. Perempuan bukan hanya bertugas sebagai seorang istri dan ibu, Namun juga sebagai tulang punggung keluarga dan membantu ekonomi keluarga  untuk kebutuhan hidup dan biaya sekolah anak-anaknya.Kondisi tersebut terlihat pada perempuan NTT tepatnya di daerah Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur

Saya merasa tergugah untuk mengunjungi NTT dan membuat penelitian bagaimana kondisi Perempuan yang bekerja sebagai penenun di NTT. Setelah tabungan saya cukup akhirnya saya terbang ke NTT.

Sebelumnya saya tertarik bagaimana mengembangkan tenun NTT sebagai bagian ekonomi kreatif. Hingga akhirnya saya melihat kondisi penenun secara langsung. Kebanyakan mereka menenun di siang atau sore hari, ketika sudah selesai memasak, memberi makan ternak atau berladang, kemudian mereka menenun di depan rumah dengan alat tenun yang terbuat dari kayu.

Namun sudah mulai banyak diantara mereka yang menenun berkelompok bersama teman penenun lainnya yang berasal dari desa yang sama, dan biasanya motif satu desa tersebut khas, dan inilah yang membuat mereka merasa bangga dengan jenis tenunan mereka apalagi yang terbuat dari pewarna alam

Saya melihat kendala mereka adalah soal organisasi dan pemasaran, hingga saya membentuk relawan yang berasal dari desa tersebut yakni para pemuda -pemudi yang kebetulan mengecap bangku kuliah. Lalu mereka saya ajak berkumpul hingga terbentuk ketua kelompok, juga sekretaris dan bendahara. Mereka merasa senang sekali.

Lalu saya sampaikan agar kelompok tersebut punya hari terjadwal untuk menenun bersama. Kebanyakan diantara mereka memang sudah tua dan hanya satu orang yang berusia 30 tahun, namun itu tidak menyurutkan semangat mereka

Hingga saya dasar meskipun dengan ilmu yang sedikit namun cengan berbagi dengan para penenun, rasanya begitu berarti, Hinga kini saya berhasil bersama teman-teman memantau perkembangan mereka dan mereka juga mulai dibantu Pemerintah daerah dengan menyediakan fasilitas pelatihan di Rumah Tenun dan merasakan manfaat dari organisasi kelompok mereka.

Indonesia memang luas dan setiap kita harus berkontribusi dan berbagi apa yang kita bisa, bukankah kita adalah saudara sebangsa yang kelak melihat anak cucu kita menikmati perjuangan dari setiap upaya yang kita lakukan. Salam Berbagi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun