Chairil  memmang pemuja buku dan sastra. Tercatat nama perempuan yang dikaguminya seperti Ida, Sri Ayati, Gadis Rasyid, Mirat, dan Roosmeini sebagai gadis yang dikejar-kejar Chairil. Dan semua nama gadis itu bahkan masuk ke dalam puisi-puisi Chairil. Namun akhirnya cintanya jatuh kepada gadis Karawang bernama Hapsah Wiraredja pada tanggal 6 Agustus 1946 dan Pernikahan itu tak berumur panjang. Disebabkan kesulitan ekonomi, dan gaya hidup Chairil yang tak berubah, Hapsah meminta cera pada akhir tahun 1948. Saat anaknya berumur 7 bulan, Chairil pun menjadi duda.  Anak hasil pernikahan Chairil Anwar bernama Evawani Alissa Chairil Anwar.
Akhir Hidup Chairil Anwar
Vitalitas puitis Chairil tidak pernah diimbangi kondisi fisiknya, yang bertambah lemah akibat gaya hidupnya yang semrawut. Sebelum dia bisa menginjak usia dua puluh tujuh tahun, dia sudah kena sejumlah penyakit. Chairil Anwar meninggal dalam usia muda karena penyakit TBC Dia dikuburkan di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta. Makamnya diziarahi oleh ribuan pengagumnya dari zaman ke zaman. Hari meninggalnya juga selalu diperingati sebagai Hari Chairil Anwar.  Namun Chairil anwar tercatat sebagai pelopor Angkatan ’45 yang menciptakan trend baru pemakaian kata dalam berpuisi yang terkesan sangat lugas, solid dan kuat. Dia bersama Asrul Sani dan Rivai Apin memelopori puisi modern Indonesia
Sebagai Refleksi mengenang sastrawan Chairil Anwar, saya akan tuliskan puisi mengenang karya-karyanya yang abadi dan kepergiannya di usia muda
Puisiku abadi di lembaran suci
Puisi-puisi itu
 Tercecer,terlupa, terbit, terbingkai, terprasasti
 Pada lembar lembar kusam dan putih
 Lalu menjadi abu abu terbaca olehmu
 Engkau pasti mencari bait bait yang hilang
 yang tersembunyi di temaram malam
 Atau dilarikan matahari
 Untuk beribadah esok pagi
 Bersama sepotong ucapan selamat pagi
 Kirimkan puisi yang abadi
 Tuliskan bait terakhir kesayanganku
 Di nisanku
 Di jiwaku
 Atau di lembaran pertama
Setelah hadiah surat Yasin
 yang dibacakan untukku
 Dengan photo terbaik
 Dengan senyum manisku
 Saat aku menuliskan bait pertamaku
Biarkan puisi terakhirku abadi
 Pada kata dan mantra terbaik
 yang kutuliskan sepanjang hayatku
Juli, 26th,2016,Pejompongan 11
Referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Chairil_Anwar
http://penyair.wordpress.com/2007/02/05/biografi-chairil-anwar-1922-1949/
http://id.wikipedia.org/wiki/Chairil_Anwar
http://edpulungan.blogspot.co.id/2016/07/in-memoriam-chairil-anwar-26-juli-1922.html