Mohon tunggu...
Eddie Boentoro
Eddie Boentoro Mohon Tunggu... wiraswasta -

Senang merangkai nada2,Pemusik , Suami dari seorang isteri, ayah dari 4 orang puteri, kakek dari 6 cucu.Menjadi berkat bagi sesama.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Amputasi Kakiku karena kanker tulang adalah jalan terbaik.

3 Maret 2012   12:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:34 1883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Lebih kurang  tiga tahun yl, saya merasakan pegel2 dan sedikit sakit pada bagian lutut sebelah kanan. Pada awalnya saya berpikir penyebabnya dikarenakan sehabis berenang atau jalan pagi maka kaki ini menjadi sakit.Lebih kurang waktu berjalan 4 bulan  terlihat benjolan sebesar telur burung puyuh dikaki bagian lutut sebelah kanan . Rasa sakit sebetulnya tidaklah terlalu dibandingkan orang yg sedang sakit terkilir bila digerakan, akan tetapi perasaan penasaran mengapa sampai ada benjolan itulah yg mengganggu perasaan saya. Saya tidak mencari tukang pijit atau tukang urut meskipun katanya banyak mereka yg sembuh atau hilang benjolannya setelah diurut atu dipijit.Karena benjolan setelah sekian lama  tidak mengecil maka kami suami isteri memutuskan pergi ke R.S BMC Bogor dan berkonsultasi dgn dr. tulang .Disarankan oleh dr tersebut agar ke RSPAD utk MRI, kemudian pada suatu hari setelah booking kami pergi ke RSPAD untuk tindakan MRI diseluruh badan kecuali kepala dan tangan .Hasilnya kami terima setelah menunggu beberapa jam. Karena rasa ingin tahu yang sangat besar dari saya apa  sih sebenarnya yg terjadi atas kaki saya dan apakah benjolan ini membahayakan ,maka kami mendesak kpd dr.Radiologi utk memberitahukan hasilnya. Saya masih ingat waktu itu dikatakannya : ,,bapak bukannya kanker, kalau  itu kanker bpk sudah mati .Lalu dijelaskannya bahwa suntikan tadi ditambahkan cairan contras sebelum di MRI dan hasilnya tidak menunjukkan adanya cel ganas karena rupanya dgn tambahan kontras maka faktor warna pada layar monitor dpt membedakan apabila ada sel2 ganas. Dikatakannya warnanya bukan putih melainkan  abu2 ,maka.....hasil Radiologi atau Keterangan yg diberikan waktu itu  se-olah2 bagi kami tidak ada yg membahayakan. Apalagi beliau sebagai ahli pembaca hasil MRI sdh mengatakan kalau itu bukanlah cancer. Siapa yg tidak percaya .? Berdasarkan MRI dan ket.dr tsb maka kami pergi ke RS.S didaerah Psr Minggu Jkt utk konsultasi ke bag.dr sp Ahli Bedah tulang, setelah janjian maka beberapa hari kemudian kami pergi utk menjalankan operasi benjolan tsb.Persiapan utk menjalankan operasi tidak memakan waktu lama, setelah melalui pemeriksaan denyut nadi,rongent ,tekanan darah dan berdasarkan MRI maka pagi itu kami dibawa ke kamar operasi didampingi dokter2 lain yg berkompeten.Lebih kurang 2 jam operasipun selesai . Menurut dr kami harus istirahat sekitar 2 malam karena menunggu jahitannya agak kering dan harus latihan kaki dengan alat yg tersedia di RS tsb. Setelah 2 malam di RS esok harinya pun kami pulang ke rumah. Kami bersyukur meskipun benjolannya tdk terlihat krn masih ditutup dengan verban tetapi kami tahu bahwa benjolan tsb sudah tidak ada. Rasa sakitpun tidak seperti sebelum dioperasi ,rasa ngenteknya tidak ada ......mungkin dikaranekan meminum obat anti sakit yg diberikan dr . Singkat cerita setelah seminggu kemudian dimana waktu janjian dgn dr utk membuka pembalut dan memeriksa kondisi kaki yg dibedah, maka saya  bersama isteri pun kembali ke RS S. Baru semenit duduk dihadapan dr ahli bedah tulang tsb beliau mengatakan : wah, wah........piye......terdengar pembicaraan pertelp mengenai hasil operasi yg dikirim ke rekanan RS lain oleh Dr yang memeriksa biopsy mengatakan bahwa saya mengidap cancer tulang . Kami disarankan langsung sekarang juga pergi ke rs tsb dan kalau menghendaki pemeriksaan ulang utk lebih puas dapat  langsung ke RSCM. Dengan perasaan yg tidak enak dan ter-gesa2 kami segera ke RS.pertama yg memeriksa hasil biopsy jaringan tulang dan daging yg dioperasi. Di rumah sakit tsb kami dibuat bingung oleh si dr ,karena hasil2 biopsy yg dibawa dari kamar bag.belakang oleh asistennya ditaruh dikantung plastik kemudian ditaruh diubin yg tentu saja menurut pengamatan kami tidak steril dan tdk bersih. Apakah  hasil biopsi yang begitu penting bagi si pasien bisa dilakukan seenakna oleh rs tsb ? Nomer pemeriksaan biopsynyapun tidak jelas ( gurem )sehingga waktu itu untuk mengambil apakah ini milik ami atau bukan ,kami sangat waswas kemungkinannya hasil biopsy kami bisa tertukar dengan orang lain ??? Kalau saja kami mengetahui RS  " S " dgn rs  F tsb spt itu tentu kami akan menolak utk diperisa dan dikirim kesitu. Kemudian ada hal yg sangat membuat hati kami berdua sedih ketika  kami menanyakan kpd beliau:,, dokter, apakah hasilnya positip kanker .?? dan jawabannya ia katakan : Ia lah kanker.......... tanpa menjelaskan lebih lanjut ini itunya dan tanpa rasa prihatin dengan perasaan pasien . Ya .....setelah mendapatkan hasil biopsy dari RS. F tsb kami cepat2 ke RSCM yg  laboratoriumnya terletak bersebelahan dgn UI . Kami langung menemui dr.kanker dan ahli bedah menceritakan apa yg terjadi dan sekarang ingin mengecek ulang hasil biopsy tersebut. Hasil biopsy tsb kemudian ditinggal di Lab. dan esok hari baru mengambilnya. Esok hari kami kembali mendapatkan hasilnya, setelah mengambil hasil maka kami pergi ke dr ahli beserta team utk berkonsultasi,pertama tama kembali kami mendapatkan jawaban bahwa hasil lab. adalah sama bhw saya positif Osteo sarkoma 2 B yg berarti sdh menjalar .Kemudian dibicarakan kemungkinan2 tindakan pengobatan2 yg bisa dijalankan misalnya dikatakan saya harus diamputasi, atau bisa dioperasi dan tulangnya diganti dgn tulang donatur ,atau tulang saya yg sakit dikeluarkan kemudan di radio aktifkan kemudian dipasang lagi waktu itu  saya belum bisa mengerti karena mungkin perasaan kami belum tenang .Akhirnya kami hanya menerima saran2 tsb dan pulang. Hati kami benar2 sedih ,didalam kendaraanpun kami lebih banyak berdiam sambil memikirkan tindakan apa yg terbaik yg harus dilakukan. Waktunya tidak dapat ditunda lama, karena dalam waktu dua bulan kemungkinan sel ganas dapat menyebar ketempat lain. Itulah kata kata yg terngiang - ngiang yg divonis oleh dokter ahli cancer kpd kami. Setelah berunding dgn anak mantu , maka kami putuskan untuk berobat di kota Bangkok. Bulan Mei di th 2009 kami berangkat ke Bangkok, dan esok harinya langsung kami dihantar anak mantu pergi ke RS Bangkok Hospital International berjumpa dgn Dr .Surachat direktur bag.Cancer  disitu. Setelah memberikan hasil biopsy yg dari Jkt  maka beberapa hari kemudian saya menjalankan PET scan  hasilnya benar2 jelas benjolan yg sudah di operasi beberapa waktu yl tumbuh kembali, malah lebih membesar. Akan tetapi kami bersyukur kpd Tuhan karena sel sel ganas itu tidak menyebar ke bag. organ lain. Memang dgn Pet scan terlihat irisan2 yg lebih jelas dan akurat utk pemeriksaan Cancer Tulang. Hasil biopsy di RS Bangkok pun tdk berbeda yaitu tetap Cancer tulang. Dikatakan oleh dr tsb harus segera amputasi tdk ada jalan lain, bila 2 bulan tidak diamputasi saya tidak bisa jalan. Kami coba menawar kalau kemungkinan bisa hanya di kemo saja tanpa di amputasi, dijawab oleh dr ahli yg sdh berusia lebih kurang 60 tahunan dan sangat berpengalaman :,, tidak bisa " sesudah diamputasi baru dikemo sebanyak 6 kali. Keinginan si dokter tidak segera kami turuti krn kami harus berunding tentang biaya, membayangkan setelah di amputasi berarti tidak punya kaki walaupun masih punya satu kaki, juga kami masih berpikir mau mencoba obat2an herbal dan vitamin yg banyak mengandung antioksidan. Siapa tahu dgn cara2 menkonsumsi itu kami bisa sembuh. Dan yg terutama kami berdoa dan mengharapkan muzizat Tuhan. Akan tetapi semua yg saya sebutkan diatas itu sudah dijalani, tetap saja mendekati 2 bulan kaki saya tambah sakit dan tambah besar sehingga ukurannya bukan sebesar telur burung puyuh lagi tetapi sudah seperti telur ayam kampung . Pada akhirnya saya menyerah dan mau untuk  di amputasi........  Tepat tgl 7 Agustus 2009 malam itu kaki kanan saya sebatas 15 cm diatas lutut digodot oleh dr ahli bedah tulang. Operasi berjalan baik , setelah 3 jam termasuk diruang tenang saya dibawa ke kamar bertemu dgn isteri dan anak2 yg sangat mencintai saya. Kami meneteskan air mata bukan karena sedih atau kecewa lagi, akan  tetapi  kami mengakui bahwa manusia itu terbatas dan apabila Tuhan tidak menyatakan kuasa Nya kpd saya bukan berarti Dia tidak mengasihi kami, tetapi kami yakin ada rencana2 yg indah yg akan Tuhan nyatakan kpd kami. Dia tetap Tuhan yg  baik dan berkuasa se- lama2 nya. Tinggal apakah setelah mengalami ini kita tetap bersyukur dan menyalurkan berkat2 yg dari pada NYA . Sesudah di amputasi sebulan kemudian saya di kemotherapy sebanyak 6 sesi, akn tetapi sampai kelima saya minta distop dikarenakan seluruh kondisi saya menurun, untung si dr mengerti sehingga ok stop. Pengecekan ulang sudah saya lakukan selama 2 kali berturut turut setiap tahun dan puji Tuhan semua ok, tdak ada sel2 yg jelek atau sel ganas. Saat ini saya memakai kaki palsu ( prosthetis) dan tetap bersuka cita didalam pelayanan musik dan puji2an .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun