Mohon tunggu...
Edo Septianto
Edo Septianto Mohon Tunggu... Lainnya - Tercatat sebagai tenaga pembantu di salah satu sekolah swasta

Saat ucapan tak lagi di dengar, maka dengan tulisan semoga bisa dibaca dan di catat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Usang

28 Februari 2019   19:33 Diperbarui: 28 Februari 2019   19:53 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

USANG

Oleh: Edo Septianto

 

Ketika kau tak dianggap penting lagi

Saat harus mencicipi pahitnya dicampakkan

Sebagai peninggalan zaman kuno tempo dulu

Yang hanya bercerita masa lalu

Dalam era orde baru


Dibalut bungkus lapuk tak berharga

Bersemayam dalam lemari tua

Atau bahkan lebih hina

Bertemankan debu-debu suci

Tiada tangan yang mau menjamah


Tak satupun tahu tentang kau

Tentang rahasia besar yang kau sembunyikan

Dari dia yang terus bermunajat

Mengekang dirinya dari kenistaan

Dalam butir-butir kesucian


Kata-katamu sungguh indah

Bagai kalam ilahi yang kedua

Tapi tak banyak mereka yang sadar

Akan sebuah arti dirimu

Blokagung, 07 Oktober 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun