HAMPIR tiga bulan terakhir ban belakang sepeda motor saya kerap isi angin. Dugaan sementara, bocor halus. Ternyata benar. “Ini paku triplek pak,” seloroh sang penambal ban, Senin (26/12/2011) siang. Dia memeriksa ada dua lubang yang harus ditambal. Harganya Rp 10 ribu satu lubang. Tak lebih dari 15 menit sang tukang membereskan pekerjaannya. Dia memakai alat sederhana. Sebagai lem penambal berupa karet berwarna kecoklatan. “Ditambah lem pelicin juga pak,” sergah pria muda itu. Menurut dia, tak perlu menunggu lama, setelah dilem, sepeda motor sudah bisa dikendarai. Rasanya memang perlu rutin memeriksa tekanan angin ban sepeda motor kita sebelum berkendara. Tak peduli ban tipe biasa atau tipe tubeless. Kondisi ban kurang angin bisa memicu instabilitas laju motor. Ujung-ujungnya, bisa jadi memicu kecelakaan. (edo rusyanto) #gallery-1 { margin: auto; } #gallery-1 .gallery-item { float: left; margin-top: 10px; text-align: center; width: 33%; } #gallery-1 img { border: 2px solid #cfcfcf; } #gallery-1 .gallery-caption { margin-left: 0; } ban tubeless ditambal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H