Mohon tunggu...
Edo Rusia
Edo Rusia Mohon Tunggu... -

Pekerja swasta tinggal di Jakarta. Setiap hari menggunakan sepeda motor untuk mencari nafkah di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Macet Kakek-kakek Narsis

13 Desember 2011   14:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:21 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

NIKITA mengaku bosan jadi sopir pribadi. Dia ingin jadi sopir angkutan kota (angkot). Sambil berbicara, gerak tubuhnya menggoda para pria. Tak jarang seperti mengundang. “Kalau pegang persneiling mobil jangan tanya,” seloroh Nikita sera memperagakan memegang tuas persneiling mobil dan menggoyangkan pinggulnya, berkisar pukul 00.30-01.00 WIB, Sabtu (10/12/2011). Nikita tak sendiri. Dia bagian dari tayangan ‘Kakek Kakek Narsis’ yang disiarkan stasiun tv Trans. Tayangan yang distempel khusus dewasa itu, mengandalkan tubuh molek dan kelakar nakal sebagai menu utama. Pada Sabtu dinihari itu, memikat perhatian saya ketika mengangkat topik ‘Macet’. Tokoh utama tayangan ini adalah tiga ‘kakek-kakek’, yakni aki Ronal, aki Omesh, dan aki Indra. Namun, dalam tayangan kali ini, aki Omesh tidak ada. Agar tetap tiga orang, didatangkan kakek Narji. Oh ya, ketiganya didampingi seorang perawat, nany Lena.

“Kemacetan terjadi karena jumlah penduduk terlalu banyak. Jalan kurang seimbang dengan jumlah kendaraan, dan kalau di lampu merah tidak tertib. Padahal macet bikin stress,” kata aki Ronal. Ada penyebab lain, katanya, aksi demonstrasi juga bisa bikin macet. Aki Indra menimpali. “Kadang mobil pejabat juga bisa bikin macet,” tuturnya. Obrolan terus mengalir. Suasana kian ‘panas’ dengan kehadiran tiga sosok wanita seksi. Di luar Nikita, ada dua wanita ayu lainnya. “Aku pernah kena macet sampai tiga jam di Jakarta. Aku juga pernah berputar di tempat yang dilarang karena terburu-buru,” seloroh Alya, salah satu bintang tamu. Transportasi Publik Saat perbincangan mengarah kepada solusi mengatasi kemacetan lalu lintas jalan, aki Indra bertutur, “Perlu ada pembatasan kendaraan di jalan protokol.”
Sedangkan Alya dan rekannya mengusulkan pengurangan pemakaian kendaraan pribadi. “Minimalisasi kendaraan pribadi dan perbanyak angkutan umum yang nyaman,” kata dia. Menurut aki Ronal, kalau transportasi bagus, masyarakat pasti naik angkutan umum. Selain itu, tukasnya, pemerintah melebarkan jalan dan jalan dua arah jadi satu arah. “Bikin angkutan umum yang bagus seperti subway, bus, dan monorail,” kata aki Ronal.
Sedangkan Lena berujar, transportasi publik saat ini kurang, sehingga banyak masyarakat pakai kendaraan pribadi dan bikin macet. Padahal, katanya, di Jakarta seseorang kehilangan 76 hari dalam setahun akibat macet. “Belum lagi polusinya,” kata dia. Ada cuplikan adegan yang menarik. Nany Lena dan bintang tamunya sedang di toilet. Tiba-tiba kerannya macet. Sontak mereka berteriak memanggil aki Narji. Sang kakek tersenyum sumringah diminta ke toilet. Saat diminta memperbaiki keran, aki Narji mengutak-atik keran dan berseloroh. “Wah, yang bikin macet ternyata kumis,” tutur aki Narji, seraya memperlihatkan kumis palsu yang terselip di keran air. Kira-kira maksudnya apa yah? (edo rusyanto)

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun