NAMANYA bro Syamsul. Penampilannya sederhana, tapi pemikirannya kerap bikin terbelalak. Memberikan pencerahan. Kolega saya di Road Safety Association (RSA) itu, baru-baru ini melontarkan pernyataan. “Yang waras ngalah,” seloroh dia, saat kami memberi pemaparan keselamatan jalan di Stream Community, di Jakarta, baru-baru ini. Dia merujuk pada perilaku pengendara di jalan. Ketika mengendarai mobil atau sepeda motor, lalu berhadapan dengan perilaku arogan, lebih baik mengalah. “Masalah tidak bisa diselesaikan sekejap,” jelas Syamsul. Emosi tidak bisa diselesaikan dengan emosi. Mirip mengguyur api dengan bensin. Ada baiknya diselesaikan dengan kepala dan hati yang dingin. Saya jadi ingat sebuah dokumentasi video di youtube. Kolega saya yang lain, bro Riza, Rabu (28/3/2012) malam memberikan saya sebuah link ke youtube. Dalam video tersebut terlihat bagaimana seorang pemotor yang emosi menendang mobil multi purpose vehicle (MPV). Sang pengemudi MPV tak tinggal diam. Dia membalas dengan menabrakan mobilnya ke pemotor. Praktis sang pemotor terseret. Tak berhenti disitu. Sang pemotor emosi. Dia menyerang pengemudi wanita yang ada di balik setir MPV. Terlihat tangan sang pemotor seperti mencekik sang pengemudi. Sementara itu, sepeda motor teronggok di jalan raya yang cukup ramai di kota Brasilia, Brazil. Video di youtube itu mengingatkan saya akan pernyataan bro Syamsul. “Yang waras ngalah.” (edo rusyanto)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H