internet menyediakan ruang tanpa terbatas bagi penggunanya,tidak terkecuali bagi media massa. internet menyediakan banyak hal baru dalam dunia jurnalisme sebagaimana tidak hanya dapat menampilkan tulisan dan foto namun kini pemberitaan melalui internet pen dapat ditampilkan melalui audio dan video hal ini sangat membantu jurnalis dalam pekerjaan mereka.
Jurnalisme multimedia pertama kali muncul saat gempa bumi di kota Burj india pada tahun 2001 terjadi. ketika banyak media memberikan kejadian ini dengan still photojournalism,namun tidak begitu dengan associated press yang mengemas pembawaan beritanya dengan menggunakan audio photo-slideshow.Â
sejak saat itu banyak media media memberikan ruang bagi jurnalisme multimedia. sebagai contoh The Guardian yang merupakan media terkemuka di inggris bahkan memberikan link khusus dengan tajuk"Multimedia" padahal sejak berdirinya The Guardian di tahun 2000 web The Guardian hanya menyuguhkan multimedia berupa audio dan video interaktif.
kantor berita seperti VII Photo Agency pun mulai membuat tampilan multimedia journalism. Link khusus "Multimedia" pada Web www.viiphoto.com akan mengarahkan khalayak pada halaman berisi thumbnail audio-photo slide shows. Selain media massa di Amerika atau Eropa, banyak media massa besar Asia yang telah menerapkan multimedia journalism sejak pertengahan tahun 2005.
jurnalisme multimedia merupakan tonggak pencapaian baru dalam sejarah.jurnalisme.kemunculan jurnalisme multimedia ini tidak hanya terjadi dikarenakan inovasi teknologi tapi adapun elemen lain yang ikut terlibat aktif seperti individu,kelompok,atau organisasi sosial.Â
jurnalisme multimedia di indonesia
Indonesia belum mempraktikkan jurnalisme multimedia seperti yang disampaikan Deuze. Secara filosofis, konvergensi media bukan hanya tentang membawa informasi dalam format lintas platform ke satu situs web, tetapi juga tentang produksi bersama yang dipimpin tim editorial dalam ruang yang terkonvergensi.
Jadi, ruang redaksi konvergen adalah ruang redaksi yang terdiri dari tim redaksi dari berbagai platform media, mulai dari TV, media cetak, radio, dan media online, yang saling bekerja sama, merencanakan berita, melaporkan, kemudian mendistribusikan berita secara terpadu. dalam format yang berbeda tergantung pada platform.Namun pada kenyataannya tidak demikian.
Misalnya di grup Kompas Gramedia, media online Kompas.com dan harian Kompas dikelola secara terpisah. Demikian pula, Viva.co.id tidak beroperasi di bawah manajemen yang sama dengan ANTV dan TVONe meskipun berada di grup media yang sama. Sederhananya, apa yang dimaksud dengan media online di Indonesia masih sebatas media online yang meminjam konsep lintas platform.
Misalnya, Viva.co.id memiliki format informasi yang berbeda dari video, foto, teks, di mana video tersebut seolah-olah diproduksi oleh ANTV atau TV One yang produksinya tidak dilakukan secara terintegrasi di ruang redaksi yang sama, meskipun dibuat oleh ANTV atau TV One
 di bawah grup media yang sama. Hal yang sama terjadi pada Detik.com yang memiliki DetikTV, tetapi video yang diproduksi oleh penerbit Trans TV disiarkan di buletin mereka.