Agustus ini telah memasuki tahun kelima masa kuliahku di salah satu universitas swasta yang ada di jogjakarta(jurusan-dirahasiakan,tahun angkatan-gunakan logikamu). ya benar , aku sudah memasuki semester sembilan (menyebutnya saja aku merinding,dan ingin duduk di bawah pohon beringin) bagi kalian yang sedang atau pernah mengalami posisi ini pasti sangat mengerti bagaimana dilematisnya perasaan random yang terbagi menjadi sel-sel neutron yang membuatmu ingin meledak sekali terus dan terus.
Pada hakikatnya tahun kelima memang bukan suatu yang tabu atau lunak kuning seperti labu, namun pada posisi ini aku merasakan apa yang kunamakan sindrom semester sembilan atau seperti judul tulisan ini, sindrom tahun kelima. banyak dari beberapa teman seangkatan yang sudah tak terlihat di kampus,entah sudah muak atau mungkin bersembunyi dari kenyataan bahwa kita telah punya 3 adik angkatan dengan jumlah tak sedikit. ya fenomena banyak yang masuk sedikit keluar sangat mengganggu orang2 yang terkena sindrom ini. tapi bagi kami (teman2 organisasi AVIKOM) ,memasuki tahun kelima adalah sebuah pilihan yang mulia karena menurut kami (saya,ucha,panji,niken,bernad, dan yang lainnya) menjadi pengurus organisasi dan berkorban waktu kuliah demi menularkan ilmu positif dan berbagi kesenangan di dunia yang sama merupakan hal yang takkan sia-sia.
"kuliah dan organisasi , dapat di jalankan secara seimbang dan harmonis."kata-kata klise itu memang selalu hadir mengiringi perjalanan tiap mahasiswa yang memilih jalannya. ada juga beberapa yang tidak memilih alias kupu-kupu (kuliah pulang) tapi tipe ini takkan dibahas disini ,bagi mereka kupu-kupu adalah jalan terbaik untuk lulus dengan cepat (dan jadi pengangguran,tendensi saya sendiri-red,maaf) haha.tapi ungkapan tadi bagi kami tidaklah mudah dijalan kan pada kenyataan.realitanya memang kita harus memilih salah satu dan sacrifice masalah waktu walaupun beberapa dari mereka berhasil melakukannya tapi itu cukup berat.
(backsound)the trees and the wild - saija
Biar keren saya menulis tulisan ini diiringi dengan lagu TTATW, namun tahukah anda lagu ini ternyata semakin membuat sindrom tahun kelima di dalam diri saya semakin bergejolak. kenapa? entah kenapa ada lirik yang berbunyi"saija. dan dia kan sadar yang tajam dengannya hanya waktu". memang tak ada hubungannya dengan sindrom tapi inti dari sindrom ini adalah waktu yang membunuh. tidaaaaakkkkk (menghempaskan kepala didalam seember air soda)
Sudahlah tak apa saya mencoba menenangkan diri dan tetap menyimak lagu yang sentimentil ini.kembali pada dilematisnya sindrom ini adalah ketika saya melihat teman2 seangkatan telah lebih dahulu lulus dan wisuda. seketika itu pikiran dan badan kembali bergejolak, untung ada pocari sweat yang mengembalikan ion tubuh. oooppps lagi puasa. belum lagi dengan teman2 yang sibuk melakukan tes di sebuah perusahaan besar . tidaaaaaaakkkk((menghempaskan kepala didalam seember air soda,kali ini soda gembira). gak penting bgt kan kita harus panik ketika orang lain berada pada jalannya, itukan udah proses alam tapi sebenarnya yang paling memicu sindrom ini adalah ketika orang2 sekitar dan keuarga serta lingkungan kita membandingkan diri kita dengan mereka yang mendahului (red-wisuda duluan).
baiklah mungkin kalian bisa menyebut aku dan kepalaku sedang dalam kondisi paranoid, tapi bagi yang lain yang juga merasakan sindrom ini mari kita cari solusi bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H