Mohon tunggu...
Edo Media
Edo Media Mohon Tunggu... Jurnalis -

Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Motor Mesin Pembunuh di Jalan, Tanggung Jawab Siapa?

8 Januari 2015   18:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:33 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Pengendara sepeda motor masih menjadi penyumbang terbesar kematian dalam kecelakaan lalu lintas. Setiap harinya terjadi 5 hingga 6 kecelakaan akibat motor. Sehingga ungkapan ekstrim mengatakan bahwa sepeda motor adalah mesin pembunuh yang paling besar.

Sungguh mengerikan memang nasib pengendara sepeda motor di belantara Jakarta dan sekitarnya. Setiap hari mereka selalu dibayang-bayangi maut. Mulai dari sekadar terserempet, terjungkal karena melanggar lalin, tertimpa pohon tumbang, tertabrak, sampai terlindas bus transjakarta. Lalu lintas di Jakarta kian berwajah sangar. Sepeda motor menjadi semacam "kereta kencana" menuju akhirat.

Berdasarkan hasil analisis data kecelakaan lalu lintas pada Korp Lalu Lintas Mabes Polri, faktor utama penyebab kecelakaan motor disebabkan perilaku pengendaranya sendiri yang kerap tak tertib, nekat, beringas dan sebagian lagi rasa kantuk akibat kelelahan saat naik motor.

Jalanan pun telah menjadi ruang yang diperebutkan secara vulgar, tak bermartabat, dan tak beretika. Kepadatan jumlah kendaraan roda dua membuat ruang jalan kian sempit. Ruang jalan yang kian sempit akibat membludaknya jumlah pemotor memicu pengendara saling berebut dan menelusup di celah berbahaya. Karena jika tidak, dia tak dapat ruang.

Tak heran, dalam kondisi itu, pengendara sepeda motor cenderung sulit tertib. Dan, hal itu berbuah celaka. Data kepolisian tampak jelas penyumbang terbesar kecelakaan lalu lintas adalah sepeda motor dibanding jenis kendaraan lain.

Jumlah sepeda motor terus meningkat. Kini sudah lebih dari 100 juta unit. Tingginya jumlah motor yang beroperasi di jalanan menjadi salah satu push factor tingginya angka kecelakaan yang disebabkan oleh kendaraan roda dua bermotor ini.

Lalu ini tanggung jawab siapa?? Kita tidak bisa menyalahkan petugas lalu lintas. Mereka sudah bekerja maksimal. Bagaimana dengan pengemudi motornya? Ya betul memang perilaku pengemudi motor sering jadi sumber masalah kecelakaan. Namun jangan dilupakan pabrikan pembuat motor juga ikut bertanggung jawab.

Panjang jalan raya tidak bertambah. Namun pabrikan sepeda motor setiap hari tidak pernah berhenti memproduksi motor. Jika motor itu kemudian digunakan seseorang dan dia mengalami kecelakaan hingga kematian akibat naik motor tersebut. Apakah pabrikan tidak ikut merasa bersalah?

Harga motor kian murah. Apalagi dengan fasilitas kemudahan kredit motor. Siapapun bisa memiliki motor. Namun pabrikan tidak memperdulikan sejauhmana motor hasil produksinya memberikan rasa aman bagi pengemudinya. Tingkat safetynya berapa persen. Inilah penyebab banyaknya kecelakaan motor sering berakibat fatal. Jika tidak mengalami gegar otak, patah tulang, korban langsung meninggal ditempat.

Belakangan ini ada tambahan faktor lagi, yakni banyak pengendara motor sering mengantuk saat mengendarai motornya di jalanan. Sehingga saya perhatikan sering motornya bergerak tidak stabil dan meliuk kesana kemari ga karuan. Mungkin si pengemudinya kelelahan. Ini bisa berakibat fatal juga.

Saya perhatikan banyaknya kecelakaan sepeda motor berujung luka berat atau kematian disebabkan oleh ketidakmampuan si pengemudi motor mengendalikan kecepatan motor saat mengerem mendadak. Akibatnya fatal! Dan parahnya, kebanyakan pemotor suka mengendarai kendaraannya dalam kecepatan tinggi tapi tidak mampu menguasai kendaraannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun