Mohon tunggu...
Muhammad Nanang
Muhammad Nanang Mohon Tunggu... Lainnya - Nama Pena Edogawa Homeru

Pemula baru dan pembelajaran

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cahaya

23 Mei 2020   00:30 Diperbarui: 23 Mei 2020   00:26 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Cahaya, hanya bisa d kalahkan dengan cahaya yang lebih terang, ataupun ruang hampa. Tak pernah aaku bayangkan betapa hampanya hati ksls itu. Saat aku benar-benar membutuhkan seberkas cahaya yang memang sangat terang sebagai penunjuk jalan bagiku. Jalan yang tak pernah terlihat karena kebodohanku. Aku tak oernah tau berapa kali aku harus berbelok. Kapan aku melalui turunan, ataupun menanjak. Yang aku tahu saat itu hanya berjalan dalam kehampaan ruang dan waktu, dan tanpa penunjuk arah. Sebelum kutemukan seberkas cahaya redup yang menyorot menembus ruang hatiku. Banyak yang menyuruhku untuk tidak mendekati cahaya itu. Namun ada yang tetap menyemangatiku. Biaroun lilin tak kan pernah menyala dalam ruang hampa. Tapi aku sadar bahwa cahaya redup itu bukan lilin atau api sejenisnya. Aku hanya berharap bisa menemukan seberkas cahaya, dan itu memang cahaya. Saat semua orang lebih memilih jalan pintas yang mereka anggap pantas. Tapi aku berpikir bahwa jalan utama lebih terang walau itu terjal.
Dalam hatiku berkata "apa orang-orang itu tak tahu atau aku yang bodoh" pikiran yang mulai membuatku kacau dalam perjalanan ini. Hanya waktu yang bisa menolong ataupun menghentikanku. Dan waktu yang bisa menentukan apakah cahaya yang ku tuju itu benar benar bintang. Dalam benakku terus dinaungi pikiran - pikiran yang tak tentu. Mereka berkata "sudah ada yang jelas kau cari yang redup, kamu tak realistis". Namua hanya kudiamkan. Pikirku aku uarus mencari bintang. Tak hanya duduk yermenung dalam api unggun yang akan melalapmu kapan saja. Aku terus berjalan dan terus begitu saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun