Mohon tunggu...
Edo Elnino
Edo Elnino Mohon Tunggu... -

Persikmania

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Adakah yang Bisa Menghentikan Novak Djokovic?

1 Februari 2016   12:40 Diperbarui: 1 Februari 2016   12:49 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Novak Djokovic telah menjadi fenomena baru di dunia tenis. Bukan karena jumlah gelar yang diraih melainkan karena level permainannya yang disebut sudah berada di level lain, ibarat Messi dan Ronaldo di dunia sepakbola saat ini. Bahkan menurut sebagian pengamat, Roger Federer yang notabene peraih Grand Slam terbanyak dan gelar juara lainnya masih unggul jauh atas Novak, level permainannya tak sedikitpun mendekati suami Jelena Ristic tersebut.

 

Pertanyaannya, adakah yang bisa menghentikannya meraih gelar demi gelar selain cedera karena hampir setiap turnamen yang diikutinya di tahun lalu dan tahun ini Novak selalu menjadi juara kecuali Roland Garros dan Cincinati Master, dua turnamen yang sepertinya masih menjadi kutukan bagi dirinya karena sampai saat ini belum mampu berjaya di sana.

Roger Federer? Ah dia sudah terlalu uzur untuk mengalahkan petenis yang akrab disapa Nole tersebut, apalagi dia sudah hampir 4 tahun puasa gelar Grand Slam, terbaru di Grand Slam Australia Open 2016, partai yang disebut sebagian orang sebagai final kepagian ternyata seperti pertandingan tenis antara petenis profesional melawan petenis amatir, khususnya di set pertama dan kedua. Dari semua pertandingan yang dilalui Nole mungkin hanya Gilles Simon yang benar-benar menyusahkannya.

 

Andy Murray yang diharapkan mampu menjegal ambisi Nole meraih titel Australia Open keenamnya untuk menyamai rekor Rod Laver ternyata hanya mampu memberi perlawanan di set kedua dan ketiga saja pada final yang baru selesai kemarin. Sama-sama bertipe baseliner, Andy seperti sudah kalah sebelum bertanding. Mungkin disebabkan oleh rekor pertemuan yang jomplang diantara keduanya. Bagaimana tidak, dalam 11 pertemuan terakhir Andy hanya menang satu kali atas Novak. Hal itu terbukti dengan banyaknya Unforced Errors yang dibuat Andy meskipun mencatatkan Winners lebih banyak dari No Novak.

 

Grand Slam terdekat ialah French Open atau Roland Garros, satu-satunya Grand Slam yang belum dimenangkan oleh Novak. Di turnamen yang dimainkan di tanah liat tersebut ada seorang petenis yang mungkin rekornya sulit terpecahkan. Siapa lagi kalau bukan sang juara 9 kali Rafael Nadal hingga muncul julukan The King of Clay. Bahkan meraih gelar juara 5 kali beruntun dari tahun 2010 hinga 2014, andai saja di tahun 2009 dirinya tidak dikalahkan Robin Soderling mungkin sudah 10 kali beruntun dia mengangkat trofi Roland Garros. Namun yang perlu di garis bawahi, Nadal melakukannya saat dia belum didera cedera yang membuatnya menjalani tahun terburuk di 2015, jangankan juara Grand, masuk final pun tak sanggup. Setiap bertemu Novak di tahun lalu dan awal tahun ini di final Doha Open, Novak seperti mengajari Nadal bermain tenis karena setiap pukulan Nadal baik dari forehand atau backhand bahkan dropshot selalu bisa dikembalikan dengan mudah oleh Novak, sedangkan dropshot Novak selalu membuat Nadal pontang panting seperti di perempat final Roland Garros tahun lalu yang membuat Novak menang mudah atas sang raja di lapangan spesialisnya tersebut.

 

Mungkin kita masih bisa sedikit berharap pada Stan Wawrinka, petenis yang selalu dianggap remeh ini ialah orang yang membuat Novak semakin penasaran dengan Roland Garros. Bagaimana tidak setelah di 2 final sebelumnya selalu dikalahkan Nadal, Novak punya kesempatan untuk melengkapi semua gelar Grand Slamnya karena sang raja sudah dikalahkan dengan mudah di perempat final. Awalnya tampak mudah, setelah melalui laga 5 set melawan Andy Murray di semi final Novak menatap laga final melawan petenis yang diprediksi tak akan menambah gelar Grand Slamnya.Set pertama berjalan mulus bagi Novak, namun 3 set berikutnya Stan mengejutkan seluruh dunia dengan memenangkan 3 set tersebut untuk menuntaskan laga dengan kemenangan 3-1 dan menangislah Novak Djokovic. Kelebihan Stan ialah pukulannya yg dahsyat, bahkan Gilles Simon setelah kalah lawan Novak berandai-andai jika punya pukulan seperti Stan dia pasti yang memenangkan pertandingan yang berlangsung hampir 5 jam tersebut.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun