Dahulukan kegiatan sosial lalu bisnis. Kebanyakan kita mendahulukan bisnis sehingga hukum untung rugi menjadi prioritas dalam segala keputusan dan tindakan. Padahal mengelola pendidikan ini harus bermindset "Investasi" sehingga memandang segala sesuatu tidak ada ruginya dan pasti ada ilmu yang dapat diperoleh.Â
Paradigma transaksional ini lah yang masih bergentayangan di dunia pendidikan saat ini, namun beliau tetap optimis dengan bukti banyaknya kerjasama yang beliau lakukan sehingga banyak bantuan yang datang ke PKBM ini. Namun tinggal pemanfaatan dari fasilitas yang diberikan itulah yang harus ditingkatkan terutama wawasan guru/tutor serta paradigma masyarakat.
Didalam buku asmaul husna ini dikatakan bahwa gambaran sikap lemah lembut Rasulullah terlihat jelas manakala beliau bergaul dengan para sahabat. Setiap orang yang berjumpa dengan beliau senantiasa merasa bahwa dirinya paling diperhatikan. Demikian pula kepada anak-anak , beliau sangat mencintai dan sangat lembut. Beliau suka mengusap kepada mereka, memperhatikan mereka, dan membawa mereka ke rumahnya sambul digendong atau dipapah.
Hal ini lah yang mungkin bisa kita tiru dalam mengamalkan spirit Lathif. Â Dengan segala macam latar belakangnya peserta didik ,seorang guru/tutor harus membuat ia merasa bahwa dirinya paling diperhatikan.Â
Minimal dengan mendoakan peserta didik setiap shalat, dan mengenal peserta didik dengan mengetahui namanya atau menyematkan hal-hal positif kepada ia. Ketika kita ingin dirindukan oleh peserta didik hal yang pertama dilakukan adalah kita merindukan mereka terlebih dahulu ketika berproses bersama di kelas-kelas.
Spirit Khabir
Kemampuan mengenal Allah dan yakin bahwa Dia mengetahui semua yang kita lakukan, sekecil apapun, walau hanya berupa lintasan hati sesungguhnya adalah aset terbesar dan termahal yang dimiliki orang-orang beriman.
Secara definisi mufasir bahwa kata Al-Khabir merujuk pada pengetahuan yang mendalam dan sangat rinci menyangkut hal-hal yang tersembunyi. Hal ini penulis coba asosiasikan kepada PKBM bahwa seorang guru/tutor dituntut untuk mendalami dan mengetahui duduk persoalan peserta didik. Sehingga tidak melakukan tindakan selain atas dasar informasi dan pengetahuan yang jelas dan lengkap.
Pada kurikulum merdeka asesmen awal menjadi ciri khas dalam setiap pembelajaran. Hal ini lah yang penulis sampaikan untuk menjawab kegelisan seorang guru bahasa inggris yang mengatakan bahwa beliau sangat kebingungan dalam menerapkan materi kepada peserta didik yang mayoritas anak pondok pesantren. Ketika kita sudah bisa memetakan kondisi dan situasi peserta didik maka akan mudah melakukan proses pembelajaran.
Beliau menyampaikan contoh kasus dilapangan, anak-anak ini sudah berada di kelas 2 SMP/Mts Sederajat namun ia masih belum paham tentang bahasa inggris. Penulis pun memberikan jawaban bahwa bagaimana anak tersebut mau mempelajari materi tingkatan tersebut jika prasyaratnya saja mereka belum ketahui.Â
Oleh karena itu di kurikulum merdeka boleh menurunkan materi sesuai dengan pengetahuan awal peserta didik tersebut. Untuk lebih lanjutnya silahkan manfaatkan PMM(Platform Merdeka Mengajar) untuk lebih mengetahui praktek dari asesmen awal.
Penulis selalu mengatakan bahwa kurikulum merdeka ini menempatkan guru harus mempunyai literasi tinggi. Mengapa ? Karena berbagai macam metode pembelajaran dan strategi harus ia kuasai untuk efektivitas proses pembelajaran kepada bermacam-macam latar belakang peserta didik. Oleh karena itu ini juga menjadi instropeksi bersama ternyata masih banyak guru yang tak rajin membaca, apalagi menulis.Â