Mohon tunggu...
Edmu YulfizarAbdan
Edmu YulfizarAbdan Mohon Tunggu... Guru - Guru Pemula

Penulis Buku Pengabdian Literasi Sang Guru (2023) | Menggapai Cahaya Ramadhan dengan Tadarus Pendidikan (2023) | Guru Pembelajaran Sepanjang hayat (2023) | Antologi 1001 Kisah Guru (2023) | Antologi Dibalik Ruang Kelas (2024) | Guru SMA |

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Terima Kasih Kompasiana!

18 Juni 2024   21:43 Diperbarui: 18 Juni 2024   23:52 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemarin adalah Hari Raya Idul Adha 1445 H, penulis tak lupa mengucapkan selamat hari raya mohon maaf lahir batin kepada pembaca Kompasiana dimanapun berada. Hari ini juga hari raya bagi penulis karena penulis mendapatkan hadiah dari kompasiana hasil dari tantangan selama 30 hari bulan Ramadhan yang lalu. Hadiah tersebut adalah berupa powerbank RT12Q. Memang harganya tidak seberapa, jika dilihat di aplikasi shopee dan sejenisnya harga kisarannya dibawah Rp.500.000 namun yang dirayakan adalah ternyata tulisan penulis bisa bersaing juga di Kompasiana. Kita pun mengetahui para penulis Kompasiana ini rata-rata adalah orang yang expert pada bidangnya masing-masing terlebih dalam hal kepenulisan.

Pribadi
Pribadi

Penulis beberapa hari yang lalu mendengar curhatan teman-teman guru mengenai susahnya menulis. Susahnya melanjutkan paragraf yang sudah ditulis menjadi sebuah artikel. Susahnya mengatur waktu untuk menulis hingga profit dari menulis yang tidak menjanjikan bagi kehidupan sekarang menjadi alasannya. Penulis kebetulan sedang membaca buku berjudul "Nak, Belajarlah Soal Uang Pelajaran tentang Uang dari Seorang Ayah Kaya Korea" karya dari Jeong Seon Yong. Beliau mengatakan bahwa orang yang kaya adalah orang yang mampu bijak terhadap pengeluarannya melalui investasi. Investasi terbaik adalah investasi pikiran.

Menulis adalah salah satu cara dalam hal investasi pikiran. Memang hal ini tidak kasat mata namun orang yang selalu terlatih untuk menulis maka ia akan mudah peka terhadap sekelilingnya. Jika orang tersebut peka maka dia akan mudah mendapatkan pendapatan dari hal-hal lainnya yang tentunya dapat meningkatkan taraf kehidupannya. Sebagaimana pemain sepak bola melatih otot kakinya untuk menendang, pemain baseball melatih otot tangannya, seorang guru harus senantiasa melatih otot otak dan pikirannya melalui menulis. Kualitas seorang guru tersebut terlihat ketika dia bisa menulis dengan bermanfaat dan hingga kasta tertinggi dari penulis adalah dapat menjawab segala problematika kehidupan dengan jari-jemarinya berupa solusi praktis.

Penulis termasuk bersyukur dipertemukan dengan penulis-penulis hebat seperti Kakek Jay, Pak Dail, Ibu Aam, Ibu Arofiah,Bunda Kanjeng,dan lain-lainnya. Melalui merekalah penulis mulai menekuni dunia tulisan. Tepat di awal tahun ini penulis membaktikan diri untuk melatih keterampilan menulis di laman Kompasiana ini dan sungguh senang sekali ketika tulisan penulis menjadi artikel utama sebanyak 3 buah. Hal ini terus memompa diri penulis untuk lebih memperbaiki diri lagi dalam hal kepenulisan.


Menurut hemat penulis, menulis itu bukan hanya mengenai teori yang banyak namun yang dibutuhkan adalah keberanian untuk memulai. Mulailah tulisan dengan mendeskripsikan sekitar diri, perasaan kita, atau hal-hal yang menurut kita perlu dituliskan. Jangan takut untuk merasa tulisan jelek, namun takutlah kalau kita tidak pernah mencoba hal-hal yang baik khususnya seperti menulis. Tulisan yang baik adalah tulisan yang selesai. 

Jika masih malu untuk mempublikasi tulisan, ikutlah komunitas melalui menulis buku antologi. Sesuaikan kesukaan kita dengan tema yang kita kuasai. Karena tulisan yang selesai itu adalah tulisan yang kita kuasai. Semakin kita menguasai suatu topik maka semakin dalam dan banyak hal-hal yang kita tulis. Oleh karena itu banyak jalan untuk menuju roma, begitu juga dalam hal menulis, banyak cara dan ragam untuk dapat melatih keterampilan menulis ini. Seperti kata Kakek Jay, setiap tulisanmu akan menemukan pembacanya, jadi jangan risau jika belum ada yang membaca, teruslah menulis.

Menulis tidak menguntungkan. Ya, secara nominal uang memang tidak menguntungkan bagi penulis pemula. Namun menulis adalah salah satu cara untuk menemukan sumber pendapatan lainnya diluar gaji jika kita menjadi ahli untuk bidang yang kita tulis. Namun jangan bersedih, walaupun secara nominal belum terlihat dan justru seakan-akan merugi namun pikiran kita menjadi kaya. Pikiran kaya membuat selalu terlatih minimal untuk menemukan solusi. Abad 21 ini sangat membayar mahal akan solusi. Menulis adalah salah satu caranya untuk mempunyai keterampilan membuat alternatif solusi disamping tentunya keterampilan membaca. Menulis dan membaca adalah seperti dua sisi mata uang yang saling berkaitan. Orang yang rajin menulis adalah orang yang rajin membaca. Khususnya seorang guru wajib mempunyai keterampilan 2 hal ini yakni menulis dan membaca. 

Dalam membangun kebiasaan baik seperti menulis dan membaca ini kita bisa menggunakan tips dari buku Atonomic Habbits yakni 

  • Menjadikan terlihat : Taruhlah beberapa buku yang kita senangi dimana kita sering berada dan tulislah hal-hal yang menarik pada hari itu melalui whatshapp pribadi atau noted di handphone. Lalu semua tulisan tersebut di jadikan satu ketika waktu senggang dengan copy paste dari whatshapp pribadi atau noted tersebut.
  • Menjadikan menarik : Buatlah target dalam 30 hari kedepan akan menghasilkan 1 buah buku dari hasil tulisan kita dengan konsisten menulis setiap harinya. Atau target yang lebih mudah adalah 1 tahun 1 buah buku karya kita diterbitkan. 
  • Menjadikan mudah : Membuat menulis ini menjadi mudah. Tulislah mengenai selama beraktivitas dalam sehari atau kejadian menarik yang dialami pada hari itu atau kejadian yang dapat dijadikan pelajaran hidup. Untuk dalam hal membaca, target untuk setiap hari membaca 10 halaman buku.
  • Menjadikan memuaskan : Beri apresiasi pada diri ketika sudah berhasil menuntaskan membaca 1 buku dengan membeli barang atau makanan yang kita sukai atau apresiasi diri ketika berhasil menerbitkan buku dengan mempostingnya di media sosial kita, siapa tahu ada yang berminat membeli tulisan kita.

Cukup sekian tulisan kali ini semoga bermanfaat, Terimakasih banyak Kompasiana sudah menjadi jalan untuk kami melatih keterampilan menulis!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun