Mohon tunggu...
Edmu YulfizarAbdan
Edmu YulfizarAbdan Mohon Tunggu... Guru - Guru Pemula

Penulis Buku Pengabdian Literasi Sang Guru (2023) | Menggapai Cahaya Ramadhan dengan Tadarus Pendidikan (2023) | Guru Pembelajaran Sepanjang hayat (2023) | Antologi 1001 Kisah Guru (2023) | Antologi Dibalik Ruang Kelas (2024) | Guru Inspiratif Era Kurikulum Merdeka (2024) |Guru SMA |

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ngabuburit Ramadhan 1: Mengaji Kitab Bersama Buya Yahya Cirebon | Jabatan Tertinggi Makhluk adalah Menjadi Hamba

12 Maret 2024   16:52 Diperbarui: 12 Maret 2024   17:12 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sore ini aktivitas penulis adalah mendengar kajian keislaman dari Buya Yahya Cirebon melalui channel youtube Al Bahjah TV. Teknologi sekarang dapat dimanfaatkan untuk sebanyak-banyaknya untuk mencintai ilmu, tentunya kita harus cerdas memilih tokoh yang dijadikan sebagai rujukan. 

Di antara tips sederhana untuk memilih tokoh yang dijadikan pegangan dalam ilmu khususnya agama adalah mempunyai sanad keilmuan yang jelas dan kita mengetahui latar belakang pendidikannya. Karena agama adalah mengenai sanad, ketersambungan hingga sampai kepada Rasulullah SAW.  

Buya Yahya mengatakan dalam mukadimah kitab ini bahwa posisi tetinggi seseorang itu adalah ketika dia sadar dan yakin bahwa ia adalah seorang hamba Allah. Nabi Muhammad SAW pun menyenangi gelar hamba tersebut karena menjadi hamba Allah. Sifat keagungan dan kesombongan adalah milik Allah, jadi jika makhluknya memakai sifat tersebut maka Allah hinakan derajatnya.  Maka menjadi hamba merupakan bentuk tawadhunya kita sebagai makhluk. 

Salah satu kebiasaan Nabi Muhammad SAW lainnya adalah menyampaikan berita gembira dan tidak membuat orang takut. Namun sebagian manusia perlu untuk mengetahui ancaman agar sadar dan kembali kepada Allah SWT. Pentingnya berita gembira adalah untuk memotivasi kita senang untuk beribadah, dan tujuan dari ancaman adalah agar kita dapat menjauhi perbuatan yang dilarang. 

Nabi Muhammad SAW adalah pintu kebaikan umat ini. Jika Nabi Muhammad mengatakan sesuatu baik maka hal tersebut adalah sebuah baik, maka jikalau pun seolah-olah itu tidak baik namun Nabi Muhammad SAW mengatakan itu baik maka dapat dipastikan itu baik yang sesungguhnya. 

Contohnya adalah mulai kapan sebuah leher dipenggal itu merupakan kebaikan ? Saat dijelaskan mengenai qishash dari lisan Nabi Muhammad SAW. Qishash untuk menjaga orang yang lainnya. Ternyata benar, orang tidak akan  membunuh jikalau hal tersebut menjadi sebab dia juga dapat terbunuh karena ia masih ingin hidup. 

Apasih kebaikan dari puasa ini? padahal kita tahu dalam puasa kita berlapar-lapar, bangun tengah malam untuk makan(sahur), dan lain-lain. Kebaikan tidak terbatas hanya untuk didunia, tetapi juga kebaikan di akhirat. Jadi jika sudah dikatakan baik oleh Nabi Muhammad SAW maka itu adalah sebuah pintu kebaikan. Jika kita ingin menuju kebaikan,maka pintunya adalah baginda Nabi Muhammad SAW karena beliaulah yang langsung dapat bercakap-cakap dengan pemilik semesta ini yakni Allah SWT.

Dalam bulan Ramadhan ini perbanyaklah bersholawat. Adapun rukun sholawat yang sempurna yakni menyebutkan sholawat, salam, Baginda Nabi Muhammad SAW, Keluarga Nabi Muhammad (Ahlul Bait), dan Sahabat Nabi.  Semoga Allah memberikan kita selalu manfaat dan berkah selamanya. Allah lah yang mampu mewujudkan harapan kita, Allah maha berkuasa atas segalanya.

Kunci agar bisa menjalankan agama ini dengan benar adalah mencintai sang pembawa syariat yakni Nabi Muhammad SAW. Semakin kuat ikatan kita kepada Nabi Muhammad SAW maka semakin hebat dalam menjalankan syariat. Maka mulailah cinta kepada Nabi Muhammad SAW bukan hanya dengan lisan tetapi dengan perbuatan. 

Paling agungnya ibadah di bulan Ramadhan adalah berbakti kepada kedua orangtua. Paling utamanya ibadah adalah sholawat, apalagi dilakukan di Bulan Ramadhan. Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa "celakalah orang telah masuk kepadanya bulan Ramadhan hingga keluar, sebelum diampuni dosanya (HR. Tirmidzi). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun