Mohon tunggu...
Edy Murtono
Edy Murtono Mohon Tunggu... -

Pemuda kampungan dari desa terpencil di kab. Magetan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hei... Para Golputer!

25 Maret 2014   23:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:29 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

ALASAN KENAPA TIDAK BOLEH GOLPUT

1.Istilah Golput sebenarnya tidak ada dalam UU pemilu, Golput hanya istilah dari orang orang tidak ingin menggunakan hak berdemokrasimelalui Pemilu, hal ini sebenarnya hanya usaha untuk menghibur diri karena ingin melepas tanggung jawab dengan dalih takut dosa jika salah memilih, tidak ada yang pantas untuk dipilih dan beribu alasan lainnya.

2.Sah tidaknya pemilu tidak ditentukan oleh seberapa banyaknya jumlah golputer

3.Terpilih / tidaknya seorang caleg untuk menjadi dewan tidak terpengaruh dan tidak pula ditentukan oleh suara golput , tapi suara terbanyak dari pemilih sah

4.Jumlah orang yang golput itu sama sekali tidak dihargai dan tidak dperhitungkan keberadaanya dalam UU pemilu

5.Suara golputer itu hanya realitanya, tidak dapat menjadi solusi dan tidak punya pengaruh apapun untuk kebaikan negeri ini

6.Golput ini umumnya bukan dari pemikiran rasional tapi karena emosional dan sakit hati

7.Dengan system dan UU pemilu yang ada, salah satu yang diinginkan para koruptor adalah suara golputer

8.Sikap golput ini akan semakin berbahaya jika yang golput ini orang orang sholeh dan baik

9.Jika alasan golput karena system yang ada sekarang tidak sesuai ajaran islam, justru peluang untuk merubah UU ada di parlemen dan panggung kekuasaan

10.Jika suara golput ini semakin besar, maka akan sangat berbahaya bagi masa depan agama islam, bangsa, Negara

Dan apakah kita bisa dibilang pemilih cerdas , jika hanya bisa jadi golputer….. ???

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun