Mohon tunggu...
Edi Woda
Edi Woda Mohon Tunggu... Penulis - Blogger Rasa Jurnalis

Teaching From Blog; sediakan bacaan bermutu Twitter: @edi_woda, IG: edi woda, FB: edi woda, Linkedln: edi woda,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jakob Oetama Berlabuh, Kompas Tetap Terarah, Biduk Indonesia Terus Melaju

10 September 2020   22:47 Diperbarui: 10 September 2020   22:41 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: airspace-review.com

Pak JO demikian beliau disapa. Jakob Oetama. Salah Satu Pendiri KOMPAS (1965). Ziarah perjalanan hidup sang maestro berakhir pada Rabu 9 September 2020. 

Berbagai ucapan duka membanjiri media. Indonesia berduka. Para tokoh, pejabat, hingga warga biasa mengucapkan turut berbelasungkawa di laman media sosialnya. 

Setelah bertualang selama 88 tahun di bawah kolong langit. Pendiri surat kabar kenamaan Tanah Air, KOMPAS ini tutup usia sebagai seorang wartawan. Ia seorang jurnalis andal. Seorang begawan, Tulis Jussuf Kala, Wakil Presiden RI 2004-2009 dan 2014-2019. (Kompas 10/9/2020/p.1,19). 

Ia berjasa bagi Indonesia. Seorang tokoh bangsa yang mengajar dalam tulisan-tulisannya. Dengan kedalaman intelektualnya ia membawa Indonesia menelusuri belantara pengetahuan.

Membaca KOMPAS adalah membaca Jakob Oetama. Slogan KOMPAS, "Amanat Hati Nurani Rakyat" sungguh dihidupinya. Salah seorang yang mendapatkan gelar doktor kehormatan (Honoris Causa) dari Universitas Sebelas Maret Surakarta ini selalu bekerja dengan hati. 

Dalam catatannya wartawan kompas 1977-2012, Sindhunata (Kompas, 10/9/2020/ p. 6) bercerita bahwa Pak JO bekerja dalam kesederhanan dan kerendahan hati. 

Pria kelahiran Desa Jowahan, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah ini adalah seorang pribadi yang karismatis. Nilai-nilai kemanusiaan diejawantahkan dalam profesinya sebagai seorang jurnalis. Ia menulis untuk menghibur yang papa dan menegur yang kaya. Nilai-nilai humanis dikemas dalam bahasa yang mendidik pembaca.

Jejaknya terpatri dalam benak intelektual pembaca KOMPAS. Suatu kehilangan besar bagi Grup KOMPAS GRAMEDIA. Grup KOMPAS GRAMEDIA yang terdiri dari Perusahaan Media (Kompas.com, Kompas.id, Kompas TV), Retail & Publishing, Hospitality, Manufacture, Education, Event & Venue, Property. Indonesia kehilangan seorang tokoh intelektual sekaligus pengusaha.

Nilai, pesan dan jejak karya Sang Guru, Jakob Oetama menjadi suluh semangat bagi generasi muda Indonesia. Gairah intelektual untuk membaca dan menulis dapat ditiru dalam mengarungi samudra pengetahuan. Meski Jakob Oetama sudah berlabuh. Kompas tetap terarah. Biduk Indonesia akan terus melesat Maju. Insan muda siap mengayuh lebih jauh mendalami kebijaksanaan intelektual. Sugeng Tindak, Pak Jakob. 

Sebuah Catatan Kecil Mengenang Sang Maestro

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun