Cimahi -- Setiap tahun, datangnya hari Raya Idul Fitri disambut dengan antusiasme yang luar biasa oleh seluruh masyarakat Indonesia yang beragama islam maupun yang non islam. Di tengah kesibukan persiapan di hari raya, salah satu tradisi yang tetap dijaga oleh masyarakat yang akan merayakan hari Raya Idul Fitri adalah tradisi membuat dan memakan ketupat. (10/4/24)Â
Ketupat merupakan makanan yang terbuat dari beras yang dibungkus dengan anyaman daun kelapa, hal ini telah menjadi simbol keharmonisan dan kebersamaan di tengah-tengah perayaan hari Raya Idul Fitri. Tradisi memakan ketupat bukanlah hal yang asing bagi masyarakat Indonesia.Â
Setiap tahun, di hari Raya Idul Fitri, keluarga-keluarga berkumpul untuk bersilaturahmi dan menikmati hidangan lebaran bersama. Ketupat bukan hanya sekedar hidangan lezat, melainkan salah satu simbol kebersamaan dan kesatuan yang mengakar kuat dalam budaya masyarakat Indonesia.Â
Dalam sebuah wawancara dengan Ibu Mimin, seorang ibu rumah tangga di Kota Cimahi, Jawa Barat, beliau menjelaskan makna di balik tradisi dalam membuat dan memakan ketupat di hari Raya Idul Fitri.
"Ketupat bukan sekedar makanan, melainkan juga simbol persatuan dan kedamaian. Setiap tahun, kami sekeluarga merayakan hari raya Idul Fitri selalu membuat ketupat, rasanya kurang kalau hari raya ini tidak membuat ketupat, makanya kami sekeluarga bersama-sama membuat dan menikmati ketupat bersama". Ucap Ibu Mimin.
Meskipun tradisi memakan ketupat telah berlangsung secara turun-temurun, namun tradisi ini tetap terjaga kelestariannya hingga saat ini. Di era modern ini, tradisi ketupat tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Indonesia.
Di dalam momen yang bahagia ini, ketupat menjadi penanda kebersamaan dan persatuan di tengah-tengah perbedaan yang ada. Maka dari itu tradisi membuat dan memakan ketupat ini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari warisan budaya secara turun-temurun.
Tradisi memakan ketupat tidak hanya ada pada kota-kota besar, namun juga tersebar di pelosok desa di seluruh Indonesia, hal ini menjadi bukti bahwa tradisi ini meresap dalam kehidupan di masyarakat Indonesia. Dari pelosok desa di seluruh Indonesia dipenuhi dengan aroma harum ketupat yang merekah pada hari Raya Idul Fitri.
Hal ini mengingatkan setiap orang akan kehangatan dan kebersamaan yang melingkupi momen suci ini, serta menunjukkan betapa tradisi memakan ketupat telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas tradisi budaya Indonesia dengan beragam kekayaan tradisi lokal yang memikat.
Menurut bu Sonny, seorang ibu rumah tangga dari Desa Cililin juga mengatakan bahwa, "Ketupat merupakan sebuah tradisi yang dilakukan selama satu tahun sekali jadi harus dijaga kelestarian dan kebiasaan tersebut selama di hari Raya Idul Fitri. Karena ketupat itu bukan hanya sekedar makanan, tetapi juga memori akan momen kebersamaan dengan keluarga di hari Raya Idul Fitri."
Dengan beragam sudut pandang dan pengalaman yang dibagikan oleh masyarakat, tradisi membuat dan memakan ketupat pada Hari Raya Idul Fitri ini terus menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan beragam masyarakat di Indonesia.
Melalui tradisi ini, terlihat jelas betapa kebersamaan dan kesatuan mereka menjadi kekuatan yang mengikat pada bangsa ini. Selamat merayakan hari Raya Idul Fitri bagi yang merayakannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H