MINORITAS Syiah dan Ahmadiyah sempat dijanjikan afirmasi atau pengakuan oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Pernyataan menteri baru yang dimuat di banyak media  itu sempat melegakan bagi dua mashab dalam Islam tersebut.
Apalagi selama ini Syiah dianggap sebagai aliran ekstrim dan berbahaya sedangkan Ahmadiyah sebagai paham sesat. Kedua stigma itu dicapkan oleh Majelis Ulama Indonesia.
Kemarin, Menteri Agama yang disapa Gus Yaqut itu, selain menganfirmasi hak beragama minoritas Islam itu juga tak menghendaki mereka terusir dari kampung halaman karena perbedaan keyakinan.
Pernyataan itu tentu memberikan harapan akan hadirnya negara bagi kelompok minoritas dalam suatu agama. Selama ini, dua kelompok ini mengalami serangkaian diskriminasi. Misalnya, kesulitan membangun tempat ibadah. Bahkan menjalankan ritual keagamaan dilarang oleh kelompok 'jubah putih' yang kadang didukung aparat.
Kasus kekerasan terjadi, contohnya, dialami penganut Syiah di Sampang, Madura, mereka sempat diusir dan harus mengungsi ke Sidoarjo, Jawa Timur. Kemudian warga Ahmadiyah di Lombok diusir dari rumahnya. Masjid Ahmadiyah di Sawangan, Depok, Jabar, disegel. Banyak kejadian intimidasi ataupun persekusi hingga kekerasan terhadap mereka.
Namun, kemudian ada klarifikasi dari sang Menteri. Menteri yang juga Ketua Umum PP PB Ansor ini, menegaskan sama sekali tidak pernah mengatakan akan memberikan perlindungan khusus kepada Ahmadiyah ataupun Syiah.
"Tidak ada pernyataan saya melindungi organisasi atau kelompok Syiah dan Ahmadiyah. Sikap saya sebagai Menteri Agama melindungi mereka sebagai warga negara,"Â ia menegaskan, Jumat (25/12).
Ia mengatakan Kemenag akan menjadi mediator yang menjembatani perbedaan-perbedaan dalam kelompok-kelompok agama menuju suatu dialog yang intensif.
Sebelumnya, pernyataan afirmasi Gus Yaqut tentang Syiah dan Ahmadiyah memicu kontroversi dan mengundang reaksi dari banyak pihak. Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas, misalnya, kemudian seolah menasihati Gus Yaqut agar hati-hati.
"Menteri Agama ini anak muda, masih darahnya masih panas, begitulah ya bahasanya begitu ya, darahnya masih tinggi ya," kata Anwar yang juga salah Ketua PP Muhammadiyah itu.
Anwar tampaknya kecewa dengan sikap Gus Yaqut yang akan melakukan afirmasi di atas. Bahkan, ketika Gus Yaqut membantah afirmasi tetapi upaya dialog, Anwar mempertanyakan sejauh apa efektivitas dialog yang akan dibangun misalnya dengan Syiah ataupun Ahmadiyah.