Mohon tunggu...
editan to
editan to Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mengelola Usaha Percetakan

memperluas cakrawala

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tiongkok dan Rusia Belum Akui Kemenangan Biden

9 November 2020   19:56 Diperbarui: 9 November 2020   23:41 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Donald Trum dan Xi Jinping pada 2019. (Foto: The Sydney Morning Herald/AP)

Selain Rusia, sikap dingin juga disampaikan Pemerintah Tiongkok. Meski Trump melakukan perang dagang dengan Tiongkok, hingga tuduhan Tiongkok merekayasa virus Corona sehingga menjadi pandemi global, sikap Beijing bergeming tidak seketika menyambut hangat Biden.

Seperti halnya Putin yang tidak tergesa-gesa memberikan ucapan selamat, presiden Tiongkok Xi Jinping  melalui Kementerian Luar Negeri hanya berucap pendek. "Pemahaman kami bahwa hasil pemilihan ditentukan dengan hukum dan prosedur AS," kata Wang Wenbin, sang Menlu.

Ini berbeda dengan sikap  Xi Jinping yang memberikan ucapan hanya sehari setelah pemilihan yang dimenangkan Trump pada 9 November 2016. Meskipun kemudian Trump terlalu cerewet dengan urusan Taiwan hingga Hongkong, termasuk Laut China Selatan, hingga perselisihan teknologi dan perdagangan.

Mengenai keengganan Beijing segera memberi ucapan selamat ini menurut tabloid yang diterbitkan Partai Komunis agar tidak terjerat kontroversi. "Tiongkok menghormati AS secara keseluruhan sehingga belum memberikan ucapan selamat seperti negara-negara Barat," kata editor Global Times Hu Xijin.

Dalam kampanye meski Biden menekankan pentingnya hubungan dengan Tiongkok bahkan menyarankan warganya belajar bahasa Mandarin tetap memandang keras Beijing terutama kepemimpinan Xi Jinping yang disebutkan melakukan kejahatan yaitu tindakan genosida.

Namun, secara nyata masyarakat Tiongkok memandang penting kemenangan Biden ini akan kembali menormalisasi hubungan yang selama kurang harmonis di bawah Trump. 

Kemenangan Biden ini disambut sukacita oleh sebagian besar warga Beijing. Mereka menyambut pidato Biden sebagai pernyataan yang sempurna. Bahkan toko mie yang pernah disinggahi Biden pada 2011 di Beijing, sejak kemenangan Biden dipadati pembeli  yang rela mengantri. Kisah perjalanan hidup Biden dimuat di banyak media lokal.

Masyarakat tampak jengah dengan kepemimpinan Trump yang dinilai membuat hubungan pada titik rendah antara Washington dan Beijing dalam beberapa dekade. Diharapkan dengan kemenangan Biden bisa menjembatani hubungan yang lebih baik dalam dialog termasuk pembahasan masalah perubahan iklim, pengendalian pandemi, dan perdagangan.

Di daratan Eropa, Biden disambut gembira. Ucapan selamat disampaikan baik PM Jerman Angela Merkel, di Perancis Emmanuel Macron, hingga Presiden Dewan Eropa Charles Michel. Mereka berharap hubungan kembali erat dan  tidak terjadi ketegangan seperti di masa Trump.

Mereka menyerukan agar bisa kembali dibangun kemitraan AS dan Eropa. Bisa diakhiri perang dagang. Terutama dalam mengatasi Covid-19 hingga bergabungnya AS dalam perjanjian iklim hingga kembali masuk WHO.

Namun, kemenangan Biden masih menemui jalan terjal karena penolakan Trump dan para pendukung. Kubu Trump berencana menggugat hasil perhitungan dan melakukan aksi massa demo dengan menggeruduk gedung parlemen.  Apalagi, belum ada pernyataan resmi yang menyebutkan kemenangan Biden.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun