Mohon tunggu...
Edi Suliswanto
Edi Suliswanto Mohon Tunggu... -

bocah ndeso

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Wawan dan Ririn/ 18 Tahun

29 Oktober 2013   11:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:53 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" Tunggu aku bentar rin" ucap Wawan yang masih sibuk bereskan buku-buku setelah bel pulang berbunyi
" iya,buruan ya wan " sahut Ririn yang sudah berdiri di depan pintu kelas
" Kita pulang sama-sama ya" wawan menambahkan
" perasaan tiap hari kamu pulangnya nebeng mulu wan" balas ririn meledek
" itu karena kamu tak pernah keberatan jika aku nebeng hehehe..." sahut wawan nyengir.
Wawan dan Ririn pun pulang bersama , dan tak lama berselang sampai di depan rumah Wawan karena memang jarak rumah Wawan tidak terlalu jauh dengan sekolahannya, berbeda dengan rumah Ririn yang sedikit lebih jauh.
" mampir dulu rin" ajak Wawan
" iya makasih,lain kali aja ya wan " balas Ririn sembari memberikan senyum manisnya pada Wawan.
Wawan berjalan sambil senyum-senyum mengingat Ririn yang teramat baik padanya.sebab itu Wawan menyukai Ririn,selain baik Ririn juga cantik.
Tak berbeda dengan Wawan Ririn pun punya rasa yang sama terhadap Wawan,tetapi tak ada satupun diantara keduanya yang berani mengungkapkan isi hatinya. Banyak hal yang dikerjakan oleh keduanya agar saling diperhatikan,meski terkadang kolot dan dibuat-buat, tapi itu merupakan isyarat- isyarat yang di tujukan untuk menyampaikan maksud hati mereka.
Dalam urusan pelajaran Wawan lebih jago di bandingkan Ririn, sebab itu tak jarang Wawan sering membantu menyelesaikan tugas-tugas dari sekolah yang tak bisa di kerjakan oleh Ririn.
Jika ada tugas kelompok yang di berikan oleh pak Gurunya mereka selalu berada dalam satu kelompok,kesempatan ini semakin membuat Wawan dan Ririn akrab mereka terlihat saling membutuhkan.
Naning teman dekat Ririn sering meledeknya terkait kedekatannya dengan Wawan,
" cuit cuit" ucap naning saat mendapati Wawan dan Ririn saling beradu pandang
" apaan sih " balas Ririn dengan wajahnya yang memerah
sementara Wawan berlalu meninggalkan keduanya,hendak menuju perpustakaan, tak lama berselang Ririn pun menyusul Wawan keperpustakaan sambil tinggalkan alasannya pada naning mau minjem buku untuk tugasnya yang belum selesai , Sebenarnya tujuan Ririn ke perpustakaan adalah Wawan.
Sementara Wawan sedang asyik baca buku tak menyadari keberadaan Ririn yang sudah berada di sampingnya,
" Wan boleh ikutan gak" pinta ririn mengejutkan
"tentu" balas wawan singkat
"makasih,eh! wan kamu sudah punya pacar belum?" tanya ririn lagi
" pacar apa ya jelas belum lah,mang kenapa" sahut wawan
" gak papa sih" jawab ririn menundukkan wajahnya
" kamu mau jadi pacarku" ucap wawan sekenanya seakan tak di sadarinya
" yach ,sungguh" ririn memastikan
" ahh lupakan saja" balas wawan nyengir
" wan aku serius ini,aku suka kamu lo wan" timpal ririn
" yang bener rin" wawan pun memastikan ucapan ririn.
" ye ngarep" ledek ririn
sejenak mereka diam,hanya sesekali saling menatap.Sebenarnya keduanya pun berharap ucapan-ucapan yang tadi terucap itu serius bukan sebuah candaan,hanya saja mereka malu jika harus berkata jujur.
Selama lebih kurang dua tahun mereka menjalani hari-hari yang menyenangkan itu,mereka sangat nyaman menjalin hubungan yang tidak jelas statusnya ini.bukan pacar tapi lebih dari sahabat.
Sampai Ririn harus pindah rumah karena ikut orang tuanya,meskipun masih relatif dekat namun ia tak bisa berangkat dan pulang sekolah bersama wawan karena rumah baru ririn tak searah dengan rumah Wawan.
Awal-awalnya Wawan tak biasa karena tak bisa bareng Ririn,begitu juga apa yang dirasakan Ririn
namun setelah sekian hari berlalu mereka bisa menerima keadaan itu,dan hal itu takmengurangi kedekatan keduanya. Namun setelah lebih dari satu bulan menetap dirumah barunya, dengan lingkungan barunya, tanpa bisa dihindari oleh Ririn banyak laki-laki yang menyukainya,karena memang selain dia baik, ramah juga cantik.
namun Ririn tak pernah menyukai mereka,mungkin karena ia terlalu menyukai Wawan.
di tempat berbeda Wawan sangat merindukan saat-saat berangkat dan pulang bersama Ririn,dan hal ini membuat Wawan mencoba ingin bermain kerumah Ririn,namun sebelum sampai ke rumah yang ia tuju tanpa sengaja ia mendengar percakapan anak-anak muda yang lagi nongkrong yang sedang heboh membicarakan Ririn.Wawan memelankan laju sepedanya dan memilih berhenti sejenak menguping pembicaraan anak-anak itu.
Dari apa yang ia dengarkan ia bisa menyimpulkan Ririn tak mungkin di dapatkan,dan Wawan pun mengurungkan niatnya yang hendak menjumpai Ririn.Hati wawan seakan remuk mendengar ucapan-ucapan orang orang tadi,dari apa yang ia dengar seolah Ririn telah jatuh di pelukan salah seorang tetangga barunya
Wawan sangat kecewa dengan Ririn,ia beranggapan Ririn telah memilih orang lain dari pada dirinya.

Keesokan harinya didalam kelas saat jam belajar berlangsung Ririn mendapati Wawan yang sangat murung,wawan tak memperhatikn pak guru yang sedang menerangkannya.
Ririn menghampirinya saat jam istirahat namun Wawan hanya terdiam dan sedikitpun tak memandang Ririn,ia masih tetep dengan pulpen ditanganya yang di main-mainkan sambil menatap kosong.
" hheeh ngelamun saja" Ririn berupaya mengagetkan ia
" apaan sih" ucap Wawan dingin
" dari tadi kamu diam dan gak merhatiin pelajaran,emang lagi mikirin apa"? tanya Ririn
" sudah lah rin ini bukan urusanmu" jawab Wawan dengan nada tinggi
Ririn sangat terkejut melihat perubahan yang terjadi pada wawan,sebab selama ini Wawan belum bernah bersikap begitu padanya.Ririn pun terdiam mematung, ia tak percaya Wawan bisa bersikap begitu padanya.
Ririn tak pernah tau jika Wawan kecewa padanya karena banyak cowok yang berusaha mendekati dia,
Wawan merasa sangat jengkel,jika ada pria lain yang mendekati orang yang di cintainya,pada intinya wawan Cemburu.
namun selama ini wawan hanya bisa memendam perasaanya pada Ririn tanpa pernah mengatakannya pada Ririn jika dia sangat mencintainya.
" wan ngomong-ngomong cewek paling cantik di kelas ini siapa" tanya naning
" tentu saja ina" jawab wawan sambil melirik kearah Ririn
Ririn hanya diam dan menganggap Wawan lebih menyukai Ina ketimbang dirinya,perubahan sikap wawan tadi yang menguatkan dugaanya.Ririn pun sangat kecewa mendengar jawaban wawan perihal tadi,namun ririn berupaya tenang dan tak ingin menjadikan persoalan ini tambah rumit.
sementara apa yang di utarakan wawan itu tidaklah benar menurut hati nuraninya,sebab bagi wawan ririn adalah segalanya.apa yang dilakukan wawan hanya semata-mata ingin melihat exspresi ririn jika dia memilih cewek lain,apakah ririn cemburu atau tidak.
namun memang keduanya saling tidak berani berterus terang ,ujungnya kesalahpahaman yang makin hari makin menjadi.
Wawan selalu menyindir segala tingkah ririn dengan kata-kata kotor,wawan berupaya menyudutkan ririn dengan segala bentuk tuduhan.
seakan tak ada lagi keakraban mereka yang pernah terjalin cukup lama itu,Ririn pun acuh dan tak mempedulikan wawan.sampai sampai keadaan saling serang mewarnai hari-hari mereka.
Ririn berang atas tuduhan-tuduhan wawan yang kerap kali menyudutkanya,wawan tak menyadari bahwa ulahnya membuat ririn benar-benar sakit hati,maksud wawan hanya ingin ririn sekarang seperti dulu ,ririn yang hanya untuk dirinya.
meski hari-hari semakin memanas ,wawan tetap memposisikan ririn sebagai ratu di hatinya,wawan hanya terlanjur terbakar cemburunya,walau kenyataannya ririn tak pernah menanggapi laki-laki lain.

Ujian akhir sekolah mereka hadapi tanpa saling menyapa,hanya terkadang mencuri-curi pandang dan membuang pandangan jika salah satu ada yang memergokinya,karena sebenarnya mereka tetap saling suka dan saling membutuhkan
setelah ujian akhir sekolah usai, hubungan keduanya tak juga baikan.
saat perpisahan sekolah semua bersalaman tak terkecuali wawan dan ririn,
"mungkin ini saatnya aku minta maaf padanya" gumam wawan dalam hati
" apa yang akan ia ucapkan ya" hati ririn bertanya-tanya
" rin,aku" ucap wawan terpotong
" rin ayo pulang,dah ditungguin dari tadi gak nongol-nongol,ngapain peduliin ia lagi" ucap naning dengan nada yang tak bersahabat
" sebentar ning ya" jawab ririn
" iya kamu kenapa" tanya ririn pada wawan
wawan hanya diam dan tak mampu mengucapkan sepatah kata pun ,hatinya berkecamuk.
" ngomong gak sih,"tanya ririn lagi
" udah rin ,ayo kita pulang saja" ucap naning mendesak.
sebenarnya untuk hari ini ririn ingin mendengar permintaan maaf wawan,dan ungkapan perasaan padanya .tapi ia juga tak enak hati kalau teman-temanya harus menunggu lama.Ririn melangkah mengikuti naning dan meninggalkan wawan yang masih diam mematung.menyadari ririn telah beranjak dari hadapannya, wawan kebingungan
" riiiiiiinnnnn...."teriak wawan
sesaaat ririn terlihat menengok kearah wawan dengan mata yang berkaca-kaca dan kemudian benar benar hilang dari hadapan wawan.
wawan tertunduk dan terlihat menahan air matanya yang hendak mengalir. ia merasa sangat bersalah pada ririn atas segala tindakannya selama ini.
Sejak hari itu mereka benar-benar berpisah,Ririn tak melanjutkan sekolahnya dan memilih mengadu nasibnya di ibukota.
sementara wawan merasa benar-benar kehilangan ririn,ia menutup hati untuk wanita lain di sekolahan barunya karena memeng ia masih sangat menyukai ririn,walau dahulu status mereka bukanlah pacar.setiap hari ia masih mengingat ririn,ia sangat merindukannya.
Empat tahun berlalu, saat lagi liburan muncul niatan wawan ingin mencaritahu keberadaan ririn.
wawan berangkat menuju jakarta yang selama hidupnya belum pernah ia pijak,setelah sampai disana ia menuju ketempat temannya yang tinggal di daerah latumenten.
adalah Tono yang mengontrak rumah yang sangat sederhana di daerah latumenten ini.Tono adalah teman sekelas wawan dulu yang juga merupakan teman sekelas Ririn.tak berbeda dengan ririn tono juga mengadu nasibnya di jakarta ini.
setelah sampai rumah tono dan mandi,wawan langsung menanyakan keberadaan ririn
wawan ingin sekali secepatnya menjumpai ririn.
" ton,sekarang ia dimana" tanya wawan tanpa menyebut nama ririn
" maksudmu ririn" tebak tono yang tau betul maksud kedatangan wawan kejakarta ini
" ya iyalah" jawab wawan serius
"aku sendiri kurang tau wan,tapi aku pernah ketemu sekali dengannya katanya ia kerja di daerah gajahmada situ" jawab tono santai
" ya udah anterin aku kesana" desak wawan
" sabar kenapa,istrahat dulu lah kamu kan baru datang" balas tono
" ayolah ton,anterin aku" pinta wawan memelas
"oke,tapi aku gak menjamin kamu bisa ketemu dengannnya,soalnya aku sendiri tidak tau persis ririn dimana" jawab tono menjelaskan.
tanpa banyak kata lagi keduanya segera beranjak,wawan dan tono menuju daerah gajahmada dengan naik motor honda astrea milik tono.
mereka menuju tempat dimana dulu tono pernah ketemu ririn.
namun sesampai disana wawan tak mendapatkan apa yang diharapkan,seharian ia menunggu sambil bertanya kepada setiap pejalan kaki yang lewat di hadapanya.
jam 7 malam tono mengajak wawan balik,namun wawan menolak dan meminta waktu 1 jam lagi untuk menunggu.setelah jam 8 malam tetap saja tak bisa menemukan ririn.
mereka pulang menuju latumenten dengan wajah yang kusut,esok harinya tono tak bisa menemani wawan karena harus bekerja.tapi wawan tetap pergi ke daerah gajahmada untuk satu tujuan itu,tak kalah lama dengan waktu kemarin wawan tak bisa menemukan ririn.karena memang tak ada informasi yang jelas,mencari ririn disini bisa di ibaratkan seperti mencari jarum ditumpukan jerami.
setelah 3 hari dijakarta dalam upayanya mencari ririn,wawan merasa lelah dan putus asa
setelah berpamitan pada tono,dan mengucapkan banyak terimakasih wawan pulang ke kampung halaman.
sepanjang perjalanan ia selalu di hantui perasaan bersalahnya pada ririn.
"semua terlanjur berlalu dan mungkin untuk Saat ini Ririn sudah tak ingat lagi padaku" bisik wawan dalam hatinya.

Seiring waktu berlalu wawan mulai bisa melupakan Ririn,ia menjalani hidup di kampung halamannya
wawan menemukan pengganti Ririn dan kini telah menikah serta dikarunia 1 anak.
sampai hari ini telah 18 tahun berlalu saat wawan dan Ririn berpisah.
suatu hari saat wawan menggeluti pekerjaannya,tanpa sengaja ia terlibat sebuah pekerjaan dengan orangtua Ririn,wawan diminta mampir kerumahnya dan wawan tak pernah menyangka orang ini adalah orng tua Ririn.saat dirumah orang itu pandangan wawan tertuju pada sebuah foto perempuan yang sedang memangku putrinya, sosok perempuan itu sangatlah ia kenali,karena memang foto itu adalah foto Ririn.
" kenapa dek,kok pandangannya tertuju pada foto itu " tanya orang tua ririn membuyarkan lamunannya
" maaf pak ya kalau boleh tanya,siapakah perempuan dalam foto itu" tanya wawan gugup
" ia putriku dek,memang kenapa"?jawab orang tua ririn sambil balik tanya
" Rii....riin" ucap wawan terbata
" iya benar,ia ririn apa adek kenal dengannya"?
" iya pak,ia temanku sekolah dulu"
dari sini wawan mendapat banyak keterangan tentang ririn,yang sekarang sudah tinggal menetap bersama suaminya.
wawan mendapatkan sebuah nomor handphone ririn dari orangtuanya,dan setelahnya wawan berpamitan pulang.

" Assalamualaikum" sapa wawan lewat teleponya
"wa'alaikum salam" ,siapa ya" ?
" wawan ,wawan temen sekolah dulu rin"
" beneran wawanku?
" iyalah ini wawanmu dulu rin hehehe..."

mereka terlibat pembicaraan yang sangat panjang,seakan lepas semua kerinduan mereka,meski hanya obrolan lewat telepon cukup untuk memperbaiki kesalah pahaman yang pernah ada.
wawan menjelasakan semuanya, atas dasar terbakar cemburu wawan dulu menuduh ririn yang tidak-tidak,ririn memaklumkannya.
wawan juga meminta maaaf pada ririn atas segala kesalahannya,wawan juga sangat menyesali karena dulu tak bisa mengerti ririn.
" aku sudah maafkan kamu wan,tak ada yang perlu disesali jodoh kita hanya sebatas waaktu dulu" ucap ririn lirih
" iya rin, wawan dulu hanya untuk ririn dulu pula,skarang kita lupakan saja yang tlah terlewati "balas wawan

sejenak mereka melupakan masa lalu dan saling bertukar cerita tentang kehidupanya kini bersama keluarga masing-masing.
berpijak pada realita,bahwa keduanya sudah saling berkeluaarga maka terkuburlah untuk selamanya segenap rasa yang dahulu pernah bersemayam di hati mereka.Terganti dengan rasa persahabatan dan persaudaraan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun