Mohon tunggu...
Edisti Regita Faradia
Edisti Regita Faradia Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UNIVERSITAS MERCU BUANA | PRODI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS | NIM 43223010028

Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Kode Etik UMB. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., AK., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG Universitas Mercu Buana Meruya Prodi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Penyebab Kasus Korupsi di Indonesia Pendekatan Robert Klitgaard dan Jack Bologna

20 November 2024   22:12 Diperbarui: 20 November 2024   22:12 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Korupsi merupakan masalah kompleks yang telah lama mengakar di Indonesia. Untuk memahami akar masalah ini dan merumuskan solusi yang efektif, para ahli telah mengembangkan berbagai teori dan model. Dua di antaranya yang cukup populer adalah pendekatan yang dikemukakan oleh Robert Klitgaard dan Jack Bologna.

Dokpri Prof Apollo 
Dokpri Prof Apollo 

WHAT

Pendekatan Robert Klitgaard: Formula C = D + M – A

Robert Klitgaard, seorang ahli korupsi terkenal, merumuskan sebuah persamaan sederhana namun mendalam untuk menjelaskan terjadinya korupsi. Menurutnya, korupsi (C) adalah hasil dari interaksi antara tiga variabel utama, yaitu:

  • Discretion (D): Tingkat kekuasaan diskresioner yang dimiliki oleh seorang pejabat. Semakin besar kekuasaan diskresionernya, semakin besar pula peluang untuk melakukan korupsi.
  • Monopoly (M): Tingkat monopoli atau kontrol yang dimiliki oleh seorang pejabat atau lembaga terhadap sumber daya atau informasi. Monopoli ini dapat menciptakan peluang untuk menyalahgunakan kekuasaan.
  • Accountability (A): Tingkat akuntabilitas atau pengawasan terhadap tindakan seorang pejabat. Semakin rendah tingkat akuntabilitas, semakin besar kemungkinan terjadinya korupsi

Formula C = D + M – A ini menunjukkan bahwa korupsi akan semakin tinggi jika tingkat diskresi dan monopoli besar, sementara tingkat akuntabilitas rendah.

Pendekatan Jack Bologna: Segitiga Korupsi

Jack Bologna, seorang ahli akuntansi forensik, mengembangkan model yang dikenal sebagai "Segitiga Korupsi". Model ini mengidentifikasi tiga elemen utama yang saling terkait dalam terjadinya korupsi, yaitu:

  • Opportunity (Kesempatan): Adanya kondisi atau situasi yang memungkinkan seseorang untuk melakukan tindakan korupsi.
  • Pressure/Motivation (Tekanan/Motivasi): Adanya tekanan atau motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan korup, misalnya kebutuhan finansial yang mendesak atau keinginan untuk meningkatkan status sosial.
  • Rationalization (Rasionalisasi): Kemampuan seseorang untuk membenarkan tindakan korupnya di mata dirinya sendiri dan orang lain.

Penerapan Pendekatan Robert Klitgaard dan Jack Bologna 

Pendekatan Robert Klitgaard: Segitiga Korupsi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun