Mohon tunggu...
Kardo Silalahi
Kardo Silalahi Mohon Tunggu... -

Memberikan perhatian pada spiritualitas, pendidikan, politik, sastra dan bahasa Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Sedihnya Hari Ibu

23 Desember 2013   20:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:34 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sedihnya Hari Ibu

Beberapa waktu yang lalu saya duduk sebagai peserta dalam sebuah kegiatan nasional di sana disampaikan bahwa tingkat kematian saat melahirkan cukup tinggi di negeri ini, tentunya itu terjadi di daerah-daerah yang pelayanan kesehatan tidak memadai, di tempat-tempat yang para pelayanan kesehatan seperti bidan dan dokter tidak ada disana. Di tempat seperti itulah para ibu bertarung dengan maut untuk melahirkan anak-anak mereka, sehingga anak-anak mereka sangat mencintai ibu mereka.

Kita bangga kepada mereka yang sangat mencintai ibu mereka, lantas bukan berarti kita tidak bisa mendorong dan mendesak negara kita mencintai ibu-ibu mereka. Kita dipaksa oleh nurani kita untuk mendesak pemerintah agar mengerakkan para pelayan kesehatan untuk melangkah ke pelosok-pelosok daerah yang sangat sulit dijangkau tersebut, agar ibu dapat melihat anak-anaknya dewasa, agar kita tidak lagi kehilangan ibu saat melahirkan anak-anak mereka!

Kita sadar bahwa luasnya negara ini, gunung dan lembah sangat mencekam sehingga terlalu sulit untuk dilalui oleh para bidan dan dokter untuk sampai ke tempat-tempat terpencil dimana persalinan akan terjadi. Tapi apakah itu kesulitan bagi pemerintah? Sulitkah pemerintah menghantarkan para bidan dan dokter kesana? Sulitkah pemerintah mencukupkan kebutuhan mereka disana? Sulitkah pemerintah mengangkat mereka menjadi pegawai tetap pemerintah disana? Ya, itulah kesulitan pemerintah kita, sehingga kita perlu menyadari dan mencintai ibu kita sepenuh hati, di tempat lain banyak anak-anak yang terlahir tanpa merasa kasih sayang ibu dan tidak dapat menyayangi ibunya, anak-anak itu hanya bisa melihat batu nissan ibu mereka.

Cintailah ibumu dan tolonglah ibu orang lain.

Selamat Hari Ibu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun