Pada peluncuran buku berjudul Inteljen Bertawaf karangan Pak Pray di Essences Apartment Residence, tanggal 5 desember 2009, di antara tamu, undangan dan para blogger, hadirlah seseorang dengan perawakan tinggi dan santai. Tubuhnya melambai, menyapa orang disekitarnya dan memperkenalkan diri. "Saya Dr. Anugrah." Sapaan yang ramah. Dengan senyum bersahabat dan mata yang menggelinding bebas, pada ketertarikannya pada omongan lawan, dia mampu menyeimbangi percakapan. Dan di suatu kesempatan dia bersaksi tepatnya sebuah pengakuan. Kesaksiannya bagaimana melihat seseorang itu apakah dokter atau tidak. Asli atau fiktif. Berikut ini petikannya : Cara melihat seseorang itu adalah dokter dan atau tidak adalah dari cara jalannya yaitu : Dokter ahli bedah kalau berjalan selalu lenggang kangkung, kadang bersiul. Ekspresinya ceria sambil menatap ke atas dengan sumringah. Ini disebabkan, karena dokter ahli bedah tak punya beban apa-apa dalam profesinya, pokoknya kalau mau menyelesaikan suatu hal, yang penting bedah dulu lalu lihat dan lalu tangani. Bedah dan angkat. Dokter ahli penyakit dalam, kalau berjalan tertunduk dan matanya seperti menghitung keramik. Berpikir dan terlihat sunyi. Ini disebabkan karena dokter ahli penyakit dalam terus berpikir apa sebenarnya yang terjadi di "dalam" dan bagaimana mengatasinya. Ia tak melihat langsung penyakitnya, hingga ia terus berpikir. Dokter ahli kandungan kalau berjalan lihatlah jari tangannya. Tangan sebelah kanan (bisa juga kiri) kalau dilihat lebih teliti ada hal yang menarik. Tangan sebelah kanan jari-jarinya terjulur bebas kecuali jari manis dan kelingking ditekuk. Dia memerlukan posisi jari seperti ini untuk profesinya dalam kebidanan yaitu VT (Vaginal Touche), pemeriksaan dalam. Sehingga ketika berjalan dan bila diserempet mobil pun, dia akan menyelamatkan jarinya dulu, karena itu moda kerjanya. Dan berikutnya, siapakah dokter yang tak pernah selingkuh? Dokter hewan tak pernah selingkuh, karena beliau tak pernah terlibat hubungan emosional secara langsung. Dokter yang tak pusing mendengarkan keluhan pasien? Dokter hewan, karena dia tak pernah ditanyakan apa penyakitnya dan tak pernah bertanya juga kepada pasiennya. Dokter yang hidupnya statis? Dokter gigi, karena pola pekerjaanya hanya berprinsip, kalau ada lobang ditambal, kalau ada goyang dicabut. Jadi mantranya : lobang-tambal, goyang-cabut, lobang-tambal, goyang-cabut, lobang-tambal, goyang-cabut. Dari kegiatan-kegiata dokter-dokter yang berbeda itu, ada satu dokter yang susah punya anak. Dokter itu adalah dokter gigi. Mengapa? Dokter gigi ketika akan bersetubuh dengan istrinya dia teringat prinsip kerjanya, ada lobang tutup. Maka ditutuplah dengan kelaminnya. Lalu dia bergoyang. Sayangnya dia juga teringat prinsip kerjanya, kalau goyang dicabut, maka dicabutlah. Hingga tak pernah terjadi proses pembuahan/penyuburan atau malah tanganya lebih ingin melakukan proses VT dari pada kelaminnya. Demikanlah pengakuan Dr.Anugrah Martyanto, bila anda berjumpa dengannya silahkan lihat cara jalannya. Anda pasti bisa menyimpulkan. Joke-joke di atas di dapat dari Dr. Anugrah Martyanto dengan tawa yang terpingkal dari pak Boy Rahmad, mas Rukmana dan Edi Santana Sembiring. Bila ada kemiripan dengan anda, mohon maaf. Masih ada kesempatan berubah hingga 2012. Dan mohon maaf bila ada kata-kata yang salah, saya sudah mencoba menulis dengan sesopan mungkin. Bagaimana mas Nurulloh? Saya sudah bertatap mata eh kaca mata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H