Saya tidak fanatik balapan MotoGP, hanya karena banyak yang suka ngobrol tentang balapan ini mau gak mau harus mengikuti biar gak ketinggalan bahan pembicaraan. Minggu lalu, sayapun ikutan nonton MotoGP 2015 saat di Sepang Malaysia lewat layar TV sambil bebenah rumah. Awal pertarungan Rossi Marques membuat sayapun tak lepas dari pandangan ke TV walau sedetikpun, karena pertarungan yang cukup indah dalam salip menyalip saling mendahului satu rider dengan rider yang lain. Kebetulan saja saya tidak mengikuti berita bahwa konfrontasi telah dimulai di luar arena balap. Saya juga tidak paham analisis-analisis dari komentator, bahwa ada semacam politik kotor dalam perebutan juara, atau menghambat calon juara.
Apabila melihat balapannya, terlihat memang Rossi memendam kejengkelan yang amat sangat sehingga terjadilah crash dengan Marques saat mereka mencoba saling mendahului. Sebagai orang awam, saya melihat tindakan Rossi curang karena terlihat menggerakkan kakinya dan membuat Marques jatuh. Nah setelah itu sayapun tidak melanjutkan menonton MotoGP lagi, karena menurut saya, sudah gak seru lagi balapannya.
Yang jadi unik dari peristiwa ini, adalah ternyata buntut jatuhnya Marquess menjadi perbincangan panas di seluruh dunia. Bayangin saja, berita-berita saling membela atau saling menyalahkan rider satu dengan yang lain begitu santernya. Sampai saya pribadi menjadi bingung, sebenarnya siapa yang salah pada kasus ini. Tampaknya ada perang opini yang menjadi sangat tinggi tensinya, sehingga mengaburkan esensi pertandingan itu sendiri. Perang opini ini, belum ada akhirnya sampai seri akhir di Velencia nanti. Siapa yang menang? munkin yang dapat memberikan opini tajam bukan karena hasil balapan di lapangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H